Kamis, 01 Mei 2014

[Sinopsis] Three Days Episode 14 part 2


 
Tae Kyung menghadap direktur Kim dan melaporkan masalah yang dikatakan Jaksa Choi bahwa ada yang menelpon Kim Do Jin dengan menggunakan telepon kantor PSS. Direktur Kim bingung, bukan kah yang menelpon Kim Do Jin itu Sekre Presiden?

Tae Kyung berpikir mereka tidak bisa memastikan hal itu karena tidak adanya CCTV di dalam gedung Blue House. Tapi.. jika memang itu adalah agen PSS, mengapa dia tidak memakai ponsel dan malah menggunakan telepon PSS. Kenapa dia berani menunjukkan dirinya.


Direktur jadi bingung, jadi apa maksud Tae Kyung? Jika memang Kim Do Jin memiliki kaki tangan di PSS, mungkin sebaiknya mereka membatalkan acara perjalanan ke Yangjinri. Direktur tampak tidak setuju. Presiden akan ditangkap setelah pengunduran dirinya. Ini akan menjadi perjalanan pribadi Presiden yang terakhir.

Kim Do Jin telah ditangkap dan semuanya telah berakhir, satu-satunya petunjuk yang Tae Kyung punya hanyalah nomor telepon kantir PSS. Tae Kyung masih bersikeras, akhirnya direktur Kim berkata dia akan meminta departemen hukum untuk memeriksa alibi semua agen. Tae Kyung minta ijin untuk mengawasi penyelidikan yang dilakukan. Direktur Kim menyetujui hal itu dan berjanji bahwa dia akan melindungi Presiden sehingga Tae Kyung tidak perlu khawatir.

Presiden tampak kecewa saat tahu Tae Kyung tidak akan ikut perjalanan terakhirnya. Tae Kyung beralasan bahwa dia memiliki tugas lain di Blue House dan tidak bisa menemani Presiden. Presiden menyanyangkan hal itu, dan akhirnya Tae Kyung berjanji akan segera menyusul ke Yangjinri jika tugasnya di Blue House telah selesai.

Presiden menatap Tae Kyung dan mengingat semua kenangan mereka mulai dari pertemua pertama mereka, dimana Presiden merasa Tae Kyung terlalu muda untuk mati demi dirinya, namun Tae Kyung dengan tegas akan melakukan hal itu, karena Presiden adalah Presiden pertama yang harus dilindunginya.

Kemudian saat Presiden meminta Tae Kyung melindunginya setelah tahu kenyataan tentang apa yang dilkakukan Presiden dan Ayah Tae Kyung di masalalu. Saat itu Tae Kyung ragu, namun Tae Kyung jugalah yang meyakinkannya untuk tidak berhenti dan tetap mengungkap kebusukan Kim Do Jin. Bagi Presiden, Tae Kyung adalah salah satu orang penting dalam hidupnya.

Presiden mengulurkan tangan dan mengucapkan rasa terima kasihnya pada Tae Kyung, membuat Tae Kyung tidak nyaman dan berjanji akan segera menyusul Presiden ke Yangjinri secepat mungkin. Presiden berkata, “Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih”

Presiden pun bersiap untuk melakukan perjalanan ke Yangjinri didampingi oleh agen PSS lainnya. Sebelum pergi, Presiden menatap Tae Kyung yang  memberi hormat dengan anggukan kecil pada Presiden. Tae Kyung pun harus rela melepas kepergian Presiden karena  dia telah memilih untuk menyelidiki masalah kaki tangan Kim Do Jin yang ada di Blue House.

Rombongan Presiden pun meninggalkan Blue House menuju Yangjinri pun pergi sesuai rencana dengan 3 mobil biasa dan 1 buah bis.

Tae Kyung mendapatkan rekaman CCTV dari kantor luar PSS, Tae Kyung tentu sudah tahu jika di dalam gedung tidak ada rekaman. Petugas yang memberikan rekaman CCTV berkata pada Tae Kyung, jika dia menyerahkan rekaman itu karena Direktur Kim sendiri yang memintanya, dia jadi penasaran apakah ada sesuatu yang terjadi? Tae Kyung menjawab dia sedang mencoba untuk menyelidikinya dan berterima kasih untuk rekaman CCTVnya.

Tae Kyung mengecek rekaman CCTV itu sambil menelpon jaksa Choi menanyakan jam berapa Kim Do Jin menerima telepon dari kantor PSS. Jaksa Choi mengatakan Kim Do Jin menerima telepon itu pada jam 20.05.

Tae Kyung memperhatikan rekaman sekitar jam tersebut. Dia melihat Sekretaris meninggalkan gedung sekitar jam 07.25, lalu kapan dia kembali? Tae Kyung  mencari rekaman video saat Sekretaris kembali, ternyata sekitar jam 20.12.

Tae Kyung berkata pada Jaksa Choi di telepon bahwa pada jam 20.05, Sekretaris sedang tidak ada di dalam gedung, jadi pastinya bukan dia yang menelpon. Apakah Jaksa Choi tidak menemukan apapun yang berhubungan dengan PSS dari penthouse nya Kim Do Jin? Karena jika benar ada mata-mata di PSS, artinya Presiden berada dalam bahaya.

Jaksa Choi akan menyelidikinya, tapi jangan terlalu berharap. Kim Do Jin telah membersihkannya dengan baik hingga tak ada bukti yang tersisa. Tae Kyung mengerti.

Setelah menutup sambungan telepon dengan jaksa Choi, Tae Kyung keluar ruangan dan memperhatikan lorong kantor PSS. Jam 20.05 tadi malam, apa yang terjadi di lorong itu sebenarnya? Tae Kyung masuk ke salah kantor PSS dan menatap jadwal, kantor PSS kosong karena semua agen ada di bioskop tadi malam.

Tae Kyung melihat kantor tim pengawal dan masuk ke dalamnya. Tae kyung mengecek jadwal dan seorang pengawal bertanya padanya, Ada perlu apa Tae Kyung datang ke kantor mereka? Tae Kyung pun bertanya, jam berapa tim pengawal selesai rapat tadi malam? Sekita jam 7 dan setelah itu mereka pergi makan bersama. Tae Kyung jadi heran, semua kantor kosong, tapi meraka orang itu menelpon dari kantor PSS?

Tae Kyung memperhatikan letak kantor PSS dan berpikir, mungkin orang itu sedang terburu-buru dan masuk ke kantor terdekat. Tae Kyung menatap ruang rapat yang berada tepat di depan kantor PSS. Tae kyung masuk dan mengecek jadwal rapatnya. Rapat ketua Tim.

Tae Kyung pun menelpon Direktur Kim untuk bertanya tentang siapa saja yang hadir di rapat ketua tim yang semalam dilakukan pada jam 8 malam? Direktur Kim sedikit bingung karena dia tidak disana.

CP Moon yang mendengarkan percakapan direktur Kim dan Tae Kyung di telepon berkata bahwa dia menghadiri rapat ketua Tim yang dilaksanakan jam 8 tadi malam.

[flash back]

CP Moon menceritakan jika semalam yang hadir adalah dirinya, Ketua Tim Lee Dong Sun dan juga salah satu ketua tim di PSS. CP Moon mempertanyakan mengapa Direktur Kim dan Ketua Tim Kontraterorisme tidak hadir. Ketua Tim PSS berkata mereka sedang bertugas, mungkin Presiden memiliki urusan Pribadi. CP Moon merasa heran karena Presiden membawa direktur Kim juga untuk urusan Pribadinya.

Chief Lee yang ada disana terlihat cemas dan bertanya, Ketua Tim Kontraterorisme ikut juga? Chief Lee kemudian pamit pergi dari ruangan dengan alasan ingin mengambil sesuatu.

[flash back end]

Direktur Kim yang mendengar cerita itu dari CP Moon memastikan, apakah Chief Lee yang merupakan ketua Tim komunikasi meninggalkan ruangan di tengah rapat? CP Moon merasa yakin akan hal itu. Lalu ada dimana Chief Lee saat ini? Tentu saja ada di Blue House.

Jaksa Choi dan Investigator datang ke Blue House, saat tiba di kantor Tim Komunikasi hanya ada Tae Kyung dan seorang pegawai. Tae Kyung berkata, Chief Lee sedang keluar sekitar 30 menit yang lalu. Dia tak mengatakan akan pergi kemana. 

Tae Kyung sudah memeriksa CCTV kemudian menunjukkan foto Chief Lee yang ada di tempat parkir dari sana mereka bisa melihat plat nomor mobilnya. Chief Lee keluar dengan mobilnya. Mungkin dia masih belum terlalu jauh, sebaiknya mereka pergi untuk menangkapnya sekarang juga.

Sebelum Jaksa Choi pergi, Tae Kyung bertanya tentang Kim Do Jin. Saat ini Kim Do Jin masih tetap diam, namun karena bukti yang kuat dia tidak bisa dibebaskan. Sekarang Tae Kyung bisa tenang. Jaksa Choi akan segera menemuinya, Han Tae Kyung sudah melakukan yang terbaik. Tetap saja Tae Kyung merasa cemas, jika terjadi sesuatu Tae Kyung meminta Jaksa Choi untuk menghubunginya.

Direktur Kim menelpon Tae Kyung yang langsung melapor jika Chief Lee menghilang dan sudah masuk dalam daftar orang yang dicari. Direktur Kim merasa lega dan setelah menutup teleponnya CP Moon bertanya apa yang terjadi? Direktur Kim hanya berkata tidak apa-apa dan bertanya berapa jam lagi mereka akan tiba di Yangjinri? Sekitar 2 jam lagi.

Tae Kyung bersiap untuk menyusul Presiden dan rombongan ke Yangjinri, dia sudah berganti pakaian dengan pakaian outdor yang menjadi tema pakaian PPS hari ini. Sesuain janjinya pada Presiden, setelah urusan di Blue House selesai dia akan menyusul Presiden untuk melakukan perjalanan terakhirnya.

Jaksa Choi menemui Kim Do Jin, dia bertanya dengan tenang, apakah saat ini Kim Do Jin sudah siap untuk mengaku? Kim Do Jin malah tertawa dan balik bertanya, “Bagaiamana denganmu?” Jaksa Choi bingung. Kim Do Jin mendekatkan wajahnya kea rah Jaksa Choi dan bertanya, “Apakah kau siap sekarang?” Apa yang sebenarnya dimaksud Kim Do Jin?

Seseorang datang ke ruang interogasi Kim Do Jin, dia mengaku mendapat perintah dari Jaksa Khusus (Jaksa Choi) untuk membawa surat perintah pemindahan tersangka. Melihat surat itu Polisi sama sekali tidak curiga, dia tidak tahu jika yang datang tersebut adalah Asisten Jaksa Choi yang telah sejak lama menjadi kaki tangannya Kim Do Jin.

Kim Do Jin menatap Jaksa Choi dan bertanya, “Apakah kau siap untuk mati?” Rahang Jaksa Choi mengeras, dia membenahi kacamatanya. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Kim Do Jin. Ternyara polisi yang menemani Jaksa Choi masuk ke ruang interogasi adalah anak buah Kim Do Jin.

Kim Do Jin bersama anak buahnya yang menyamar sebagai polisi keluar dari ruang interogasi. Polisi penjaga bertanya dimana Jaksa Khusus? Dia harus menyelesaikan beberapa hal dulu, sebentar lagi akan keluar. Tanpa rasa curiga, polisi penjaga membiarkan Kim Do Jin pergi  bersama polisi gadungan dan Asisten Jaksa Choi karena tangan Kim Do Jin tetap dibiarkan terborgol.

Kim Do Jin keluar dari kantor polisi dengan mobil polisi yang tentu saja sudah di sabotase. Di dalam mobil, Kim Do Jin langsung melepaskan borgolnya dengan kunci yang sudah dia pegang (darimana Kim Do Jin mendapatkan kuncinya? Si Polisi berkacamata kah?) dengan santainya Kim Do Jin melemparkan borgol itu pada Asisten Jaksa Choi, terlihat sekali dia meremehkan orang itu.

Kim Do Jin bertanya, “Apakah Helikopternya sudah siap?” Asisten Jaksa Choi mengiyakan. Kim Do Jin sangat antusias dan berkata, “Ayo bertemu dengan Lee Dong Hwi”

Polisi penjaga merasa heran mengapa Jaksa Choi sangat lama, karena penasaran akhirnya dia mengecek ke dalam. Polisi melihat Jaksa Choi seperti tertidur dengan kepala di atas meja, namun saat dia mendekat, darah bercucuran dari tubuh Jaksa Choi. Polisi langsung berteriak karena kaget, Jaksa Choi dipastikan telah tewas karena kehilangan begitu banyak darah.

Di perjalanan menuju Yangjinri, Presiden menggali kembali ingatannya tentang Insiden yang terjadi di Yangjinri. Dengan hati pilu Presiden mengingat kesedihan keluraga korban yang yang terjebak di Yangjinri, juga para tentara yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengamankan lokasi ini, namun sia-sia.

10 menit menjelang Presiden tiba di monument Nasional Yangjinri, perugas PPS segera mengamankan lokasi itu dari para pengunjung dengan berkata taman sedang ditutup. Mereka meminta maaf pada para pengunjung atas ketidak nyamanan itu.

Chief Lee keluar dari mobilnya, dia tampak seperti menunggu seseorang. Sirine polisi jelas terdengar dan Chief Lee langsung di ringkus polisi tanpa bisa melakukan perlawanan. Chief Lee tampak bingung dengan apa yang terjadi, Polisi datang dan berkata, “Lee Dong Sun-ssi. Kau ditangkap sebagai kaki tangan atas percobaan pembunuhan Presiden” Chief Lee kaget mendengarnya. Pembunuhan??

Rombongan Presiden tiba di Lokasi, setelah memastikan lokasi aman barulah Direktur Kim memberikan isyarat untuk membuka  pintu mobil Presiden.

Presiden hanya terpaku di dalam mobil sesaat tempak enggan untuk keluar dari mobil. Direktur Kim bertanya, apakah Presiden baik-baik saja? Presiden tetap diam. Direktur Kim mencoba memahami Presiden dan bertanya, “Apakah kita pulang saja?” Presiden menolak dan menguatkan diri keluar dari mobil.

PSS segera ambil posisi di depan Presiden, mereka bersiap-siap mengawal Presiden menuju monumen Yangjinri. Presiden mulai bergerak dan para agen PSS terus mengamati keadaan disekitar Presiden untuk berjaga-jaga, sambil ikut berjalan menuju monument bersama Presiden.

Investigator kaget mendengar Kim Do Jin menghilang? Petugas melaporkan jika Jaksa Choi telah diserang. Investigator kaget mendengarnya. Kim Do Jin ternyata bisa berbuat senekad itu.

Untuk mengetahui keberadaan Kim Do Jin, Investigator mencoba mencari tahu dari kaki tangan yang baru saja di tangkapnya. Ketua Tim Komunikasi Lee Dong Sun. Investigator langsung bertanya oada Chief Lee, “Kau tahu Ketua Kim Do Jin, 'kan?” dengan jujur Chief Lee menjawab dia mengenalnya, namun saat di Tanya dimana Kim Do Jin saat ini dia menjadi bingung, “Apa maksud anda? Bagaimana bisa aku tahu?”

Investigator tidak ingin terkecoh dan tetap bertanya, berapa lama Chief Lee merencanakan hal ini? Makin bingunglah Chief Lee. Akhirnya Investigator menjelaskan mengapa Chief Lee hingga jadi tertuduh. Kemarin malam jam 20.05, ada catatan panggilan telepon antara Chief Lee dan Kim Do Jin dari kantir PSS. Chief Lee malah semakin tidak mengerti.

Presiden tiba di depan monument, dia meminta direktur Kim dan tim PSS untuk meninggalnya sendirian selama 1 menit. Direktur Kim pun memberi kode pada anak buahnya untuk berjaga-jaga disamping dan meninggalkan Presiden sendirian.

Presiden menatap monument itu dengan penuh perasaan bersalah.

“1998, Yangjinri diserang oleh komunis bersenjata dan menewaskan 24 jiwa.  Supir taksi Jang Joon Ho, pemilik toko Park Jin Tae, Kim Yeong Hwan, Huh Jin Soo, Lee Bok Hee, prajurit Shin Ki Ra.  Sersan Son Jong Min, pelajar Jeong Yeon Wook, prajurit Kim Seong Min, Lim Tae Seon, Park Jeong Hyeon”

Itu adalah tulisan yang tertara di monument dan membuat Presiden berkaca-kaca karena rasa bersalah. Mengingat kejadian 8 tahun lalu begitu memilukan namun saat itu Lee Dong Hwi hanya budak Falcon yang hanya memikirkan prinsip ekonomi dasar. Saat itu Lee Dong Hwi tidak menyangka jika rencana palsunya menyerang Yangjinri akan merenggut banyak nyawa padahal dia sudah menjamin keselamatan warga sipil.

Saat Mentri Min menyebutnya sebagai Budak Falcon yang kejam, Lee Dong Hwi pun tidak menyangkal. Dulu, dia memang budak Falcon, dan sekarang… mungin Kim Do Jin lah yang menjadi budak Falcon dan budak dari Obsesi gilanya untuk menciptakan IMF ke-2.

Chief Lee berkata bukan dia yang meninggalkan ruang rapat tadi malam. Di Yangjinri, Direktur Kim pun bertanya pada Salah seorang Ketua Tim di PSS yang malam itu ikut rapat, apakah benar Chief Lee yang keluar dari ruang rapat?

[Flash Back]

Chief Lee mempertanyakan mengapa Direktur Kim dan Ketua Tim Kontraterosrisme belum datang juga? Karena mereka sedang bertugas, sepertinya Presiden ada urusan pribadi. CP Moon yang mendengar hal itu terlihat cemas dan bergunam pada dirinya sendiri tentang Presiden yang membawa Ketua Tim Kontraterorisme juga untuk urusan pribadinya.

CP Moon langsung beranjak pergi, Chief Lee bertanya bagaimana dengan rapatnya? Mereka akan segera memulainya. CP Moon hanya berkata dia akan segera kembali.

Keluar dari ruang rapat, CP Moon segera memasuki ruangan terdekat dan melakukan penggilan pada Kim Do Jin. “Ini aku. Anda harus pergi. Tim Kontraterorisme menuju ke sana. Anda tak akan bisa menyerang”

[Flash Back end]

Yang keluar malam itu bukan Chief Lee, melainkan CP Moon. Di dalam bus pemantau, CP Moon sedang menatap Presiden yang berdiri di depan monument dengan mata penuh amarah.

Direktur Kim memerintahkan untuk segera menangkap CP Moon, jangan gunakan walkie talkie dan mereka harus bergerak cepat.

Direktur Kim langsung berlari menuju Presiden dan berkata bahwa mereka harus segera kembali ke Blue House. Presiden bingung apa yang sedang terjadi?

CP Moon keluar dari bus dan berjalan menuju sebuah mobil.  Dia membuka bagasi mobil dan menekan beberapa nomor sebagai kode angka. Hitung mundur pada alat itu pun mulai berjalan. CP Moon pergi dari tempat itu sambil melepaskan alat di telinganya. Tim PSS yang mengepung bus pemantau tentu saja telah kehilangan CP Moon.

Dalam waktu beberapa detik, terdengar bunyi yang memekakan kuping para agen PSS yang berjaga di depan monumen. Setelahnya semua peralatan tidak bisa dilakukan. Direktur Kim menyadari itu adalah EMP. Terdengar bunyi tembakan yang bersahutan. Tim PSS segara berkumpul untuk melindungi Presiden.

Itu adalah serangan EMP mereka harus pergi saat itu juga. Presiden tidak dan para agen PSS tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, sementara Tae Kyung masih dalam perjalanan menuju Yangjinri.

***

Sigh,,, CP Moon,, sok nuduh-nuduh Chief Lee yang ganteng jadi anteknya Kim Do Jin... padahal sendirinya, btw dia punya dendam apa sih ke Presiden, ato cuma tergiur iming-iming uang dari Bang Do Jin (jiiaahh,, berasa akrab gini >.<)

Apakah suara tembakan yang di dengar Presiden dan Tim PSS adalah serangan Kim Do Jin dan anak buahnya? Itukah sebabnya mereka melakukan EMP agar tim PSS kehilangan cara berkomunikasi jarak jauh, sehingga memudahkan mereka melakukan penyerang.

Hmm,, sepertinya di episode 15 bakal ada yang mati lagi nih~~~

 *written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

19 komentar:

  1. Klo KDJ yg mati gpp jgn yg baek²,ckup sampe jaksa Choi yg mati....agen PSS ganteng² trnyta...hehehehe....gomawo author irfa

    BalasHapus
  2. Gomawo....ga ada romantis nya
    Tp top..tetep seru

    BalasHapus
  3. Mbak irfa gomawo, ditunggu vonis kim do jin segera.

    BalasHapus
  4. Dan ini semakin seru,bener loh eps 15 memang banyak yg mati.aku udh nonton kkk~
    Ditunggu sinop eps 15 dan 16 nya^^ gomawo

    BalasHapus
  5. mba irfa mkasih sinopnya...kira2 next project drama apa nih yg mba di bikin sinopnya..oia background mba irfa itu drama apa ya,ko cowonya di iket sama police line gt itu tntang apa ya mba..upz maaf nanya nya kbnyakan..tolong di bls ya mba irfa..mksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. next project? aku lagi nyinop Witch's Love sama mba mumu^^ jadi mungkin akan fokus ke drama itu dulu. Drama yang jadi beckgroud blog ku, itu God's Quiz season 4 tentang dr. forensik dan detektif polisi wanita, mungkin jadi drama Upcoming yg paling aku tunggu penayangannya, karena aku addict sama season 1-3 nya, hehehe... kenapa yah dia diikat police line? Nanti nonton aja dramanya, aku juga belum tau soalnya, hihihi

      Hapus
    2. Ya penasaran ulah dr.han jin woo di season ke 4 ntar....adegan lucu nya juga. hehehe.ditunggu ya mbak irfa

      Hapus
  6. Y mba di eps 15 anggota PSS bnyk yg mati trs trakhir y VIP.....g tau ih gmn jd y jd pnasaran ending y mba.....mksh...

    BalasHapus
  7. Thanks sinopnya mbak.

    Wah, kalo jaksa choi mati, artinya Bowon gak bisa jadi polisi di seojori lgi dong.
    horeee

    BalasHapus
  8. YA jaksa choi nya udah is death...bagian part 2 ini kok cy sama bw kok nggak ada ya???

    BalasHapus
  9. Ini komentar pertama saya disini(?) Hehe. Kirain anteknya Kim Do Jin si Chief Lee eternyata CP Moon.grrrr. disini gada Bo Won-Tae Kyung moment yaa u,u pls Kim Do Jin emang psikopat gila-_- makasi udah ngepost sinopsisnya Mbak Irfa:D

    BalasHapus
  10. ngak pa2 ada y mati lagi, y pnting bukan tae kyung, bo won apalagi presiden...

    BalasHapus
  11. ya ampuuunnn Irfa...Bang Do jin...wkwkwk bisa aja nih...tapi aku suka, lagi tegang2nya eh baca ulasan dari irfa jadi ngakak2

    BalasHapus
  12. Yaaaahhh jaksa choinya ko mati sih.. drama ini emang banyak banget orang yg matinya...

    BalasHapus
  13. sangat tidak sabar nunggu kelanjutannya.. gregetan

    BalasHapus
  14. mbaak irfaaaa,,,,, makasiih ya selama ini udah dibuatin sinopsisnya three days,,,
    :)

    BalasHapus
  15. Waduuh kasihan jaksa choi, kim don jin jahat bgt gax hbs2 akalnya, mau duit yg sebanyak mana lg ya, btw di drama ini gax ada ya yg dah punya pasangan? Coba kim do jin ni punya org yg dia cintai ya pasti dech tobat tu. Aduuh gumawoo mba sinopnya, ga sabaran nunggu eps 15.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sinopsis episode 15 (lengkap) dan episode 16 part 1 sudah ada di blognya mba dee dan mba fanny, maaf ya aku belum sempet update link sinopsisnya...

      Hapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^