Selasa, 15 April 2014

[Sinopsis] Three Days Episode 11 part 2


Tae Kyung datang ke RS tempat Cha Young di rawat. Dia melihat agen PSS yang berjaga di depan kamar Cha Young, itu artinya Presiden sedang ada di dalam. Direktur Kim memberitahu kedatangan Tae Kyung pada Presiden dan Tae Kyung pun dipersilakan masuk.

Tae Kyung bertanya pada Presiden kenapa dia datang ke sana? Presiden tidak menjawab dan malah menanyakan keadaan Cha Young. Tae Kyung mengatakan jika keadaan Cha Young semakin membaik namun mereka harus tetap berdoa.


Kedatangan Presiden ternyata bukan hanya untuk menjenguk Cha Young, dia juga ingin meminta bantuan pada Tae Kyung. Presiden bertanya pada Tae Kyung, “Apakah kau bisa datang ke pertemuan kabinet besok?” Tae Kyung sama sekali tidak mengerti maksud Presiden.


Jadi Presiden meminta Tae Kyung datang untuk bersaksi tentang dinamit yang hilang. Tae Kyung kaget, Presiden tahu tentang dinamit itu? Seharusnya Presiden memberika perlindungan lebih baik pada Cha Young.

Tae Kyung tidak bisa mengerti mengapa Presiden malah menghilangkan bukti, dia memohon Presiden untuk memberi tahu alasannya. Tapi Presiden tetap bungkam, dia hanya berkata pada Tae Kyung, “Aku harap kau bisa datang besok”

Presiden kemudian keluar dari kamar rawat Cha Young meninggalkan Tae Kyung yang di dera rasa kecewa.

Tae Kyung menunggui Cha Young yang sedang tertidur dengan galau. Haruskan dia memenuhi permintaan Presiden? Tae Kyung sudah kecewa sejak insiden Cha Young, lalu Presiden malah memberikan bukti yang mereka dapatkan dari Chief Shin pada Kim Do Jin, Tae Kyung tidak tahu apakah dia masih bisa mempercayai Presiden atau tidak.

Cha Young terbangun dan berkata pada Tae Kyung, “Aku tidak apa-apa. Aku selalu mengkhawatirkanmu. Apakah kau baik-baik saja?” Tae Kyung hanya menatap Cha Young, dia tidak tahu harus menjawab apa.

Sekali lagi Cha Young menegaskan, “Aku… tidak apa-apa. Aku hanya melakukan yang harus aku lakukan… Jadi…  Kau juga harus melakukan apa yang harus kau lakukan”

 [11 Maret, 13 jam sebelum batas pemakzulan]

Di Blue House, Presiden sedang mempersiapkan diri untuk rapat Kabinet. Sekre nya masuk, Presiden bertanya apakah semuanya sudah siap? Sekretidak menjawab hanya mempersilahkan Presiden untuk menuju ke ruang rapat.

Tae Kyung datang ke Blue House diiringi Jaksa Choi yang senang melihat kedatangannya. Tae Kyung merasa cemas apakah orang-orang akan percaya pada mereka? Jaksa Kim menenangkan, Ini adalah pertemuan cabinet yang dilakukan Presiden, jika Tae Kyung bersaksi tentang uang 100 juta dolar dan dinamit yang hilang akan ada cara untuk menghentikan Kim Do Jin.

Jaksa Choi dan Tae Kyung tiba di depan ruangan rapat dan bertanya apakah pertemuannya sudah di mulai? Sekretaris Presiden tampak aneh, apa yang sebenarnya terjadi?

Saat Tae Kyung dan Jaksa Choi masuk mereka di kagetkan dengan banyaknya kursi kosong di ruangan itu. Hanya ada Presiden seorang. Tidak ada satu Menteri pun yang datang ke rapat itu.

Presiden tampak kecewa sekaligus sedih. Presiden kemudian berkata pada Tae Kyung, “Kau bilang.. setidaknya aku ingin mendengar alasanku? Sebagai ganti mengubur insiden Yangjinri, aku bisa mendapatkan kesempatan 1 hari. Aku harus melakukan sesuatu agar aku tahu apa yang akan terjadi nantinya. Tak ada bukti langsung, Presdir Kim Do Jin yang merencanakan hal ini. Jika aku bukanlah seoarang Presiden. Maka, tak mungkin untuk bisa menghentiknannya” Tapi sepertinya pemikirannya itu tidak sepenuhnya benar.

Tae Kyung lah yang benar. Seharusnya Presiden  melindungi Rakyatnya. Presiden berpikir selama dia menjadi Presiden maka dia bisa melakukan segalanya. Tapi… Dia tidak bisa melakukannya sendirian.

“Agen Han. Jaksa Choi. Agen Lee yang ada di rumah sakit. Semuanya berkorban demi hal ini. Aku minta maaf kepada kalian” Presiden tampak menyesali keputusannya kali ini.

Tae Kyung tidak tinggal diam. Sekarang ini Tae Kyung sudah mengerti hati Presiden, keinginannya adalah menghentikan apa yang akan di lakukan Kim Do Jin. Tae Kyung pun memberi semangat pada Presiden, “Presiden yang saya kenal tidak  mudah menyerah. Anda tak akan berhenti sekarang. Anda bilang, anda tak akan pernah menyerah begitu saja”

“Anda meminta saya untuk melindungi anda, 'kan? Saya akan melakukannya. Saya akan membantu anda. Saya akan melakukan apa saja untuk membantu anda. Jadi, anda tak boleh menyerah. Anda adalah Presiden Republik Korea”

Tae Kyung mengatakan itu dengan tegas dan penuh keyakinan membuat Presiden terharu. Kali ini dia benar-benar tidak boleh berhenti bukan? Demi para Rakyat Korea, demi orang-orang yang telah berkorban banyak, dia harus mengalahkan Kim Do Jin.

Tae Kyung tiba di tempat parkir Blue Cop dan melihat Bo Won yang baru saja datang. Tae Kyung bertanya apakah Bo Won menemukannya? Dugaan mereka ternyata benar. Bo Won bahkan sudah bertanya pada Jaksa Choi dan menemukannya. Ada 4 kasus serupa di seluruh Korea tentang pencurian dinamit.  Massa total dinamit yang hilang adalah lebih dari 100 kg.

Tae Kyung langsung mengajak Bo Won masuk ke dalam gedung Blue Cop. Tae Kyung bersama Bo Won dipandu oleh petugas Blue Cop menuju ke sebuah ruangan yang hanya bisa di masuki oleh petugas Blue Cop dengan keamanan tingkat tinggi yaitu pengecekan Iris Mata. Bo Won dan Tae Kyung tampak takjub dengan hal itu.

Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Tae Kyung di Blue Cop? Dia menyerahkan sebuah ponsel pada Petugas Blue Cop.

Itu adalah ponsel si Pria Jaesin yang ditembak Bo Won. Dalam keadaan tekulai lemasnya setelah menembak, Bo Won memberi tahu Tae Kyung tentang ponsel Si Pria Jaesin yang terjatuh. Tae Kyung pun mengambilnya karena merasa itu bisa membantu penyelidikan mereka.

Pertugas Blue Cop pun mulai melacak riwayat GPS ponsel tersebut dan meminta Tae Kyung dan Bo Won untuk menunggu kareka akan memakan waktu cukup lama.

Petugas Blue Cop sudah berhasil membacara Riwayat GPS ponsel itu. Petugas tersebut bertanya pada Tae Kyung, apakah dia tahu caranya membaca waktu dan koordinat GPS? Tae Kyung bisa melakukannya, maka petugas Blue Cop pun menyerahkan sisanya pada Tae Kyung dan Bo Won.

Tae Kyung mulai mengecek koordinat GPS yang ada di ponsel si Pria Jaesin. Dengan referensi tempat dinamit hilang dan riwayat GPS nya mereka akan tahu kemana dinamit itu di kirim. Bo Won mengatakan tempat pertama adalah Area Kontruksi di Pyeongtaek, Gyeongi. Pada tanggal 9 Maret dinamitnya di curi jam 2-3 pagi.

Di waktu yang disebutkan Bo Won, si Pria Jaesin memang ada di tempat itu sedang memasukan beberapa box dinamit kedalam mobil box. Waktu dan tempat yang terbaca di riwayat GPS nya pun tepat dengan yang dikatakan Bo Won, jadi sudah di pastikan jika dia ada di sana untuk mencuri dinamit.

Tempat kedua. Kontruksi Saluran Air di Boryoeng, Chungnam. Cocok juga. Semua tempat yang kehilangan dinamit cocok dengan riwayat GPS si Pria Jaeshin. Tae Kyung dan Bo Won menyimpulkan jika Grup Jaesin benar-benar telah mencuri semua dinamit itu. Yang lebih penting lagi mereka harus mencari tahu dimana lokasi berikutnya. Kemana Jaesin memindahkan dinamit itu dan dimana target mereka.
 
Presiden mendatangi Perdana Menteri yang kaget dengan kedatangan Presiden yang tiba-tiba. Presiden berkata dia datang karena Predana Menteri tidak menjawab teleponnya. Perdana Menteri meminta maaf dan mempersilahkan Presiden duduk. Perdana Menteri berkata dia  ada rapat mendadak tadi.

Presiden langsung berbicara ke pokok masalahnya. Apakah Perdana Menteri menerima laporan keuangan baru-baru ini? Nilai tukar won dan produk dari KOPSI telah meningkat. Perdana Menteri kaget mendengarnya. Nilai Tukar naik. Kenapa dengan hal itu? Sepertinya hal itu berdampak juga pada penanaman modal asing.

Presiden menjelaskan, jika seseorang menyebarkan rumor bahwa perekonomian Korea edang krisis. Saat Bank akan kehilangan banyak depositi aka nada penanaman modal. Perdana Menteri tidak mengerti maksud Presiden. Apa yang sebenernya sedang terjadi? Perekonomian Korea berada dalam Krisis?

Presiden semakin cemas akan adanya resiko perang yang membuat Perdana Menteri semakin kaget. Apalagi Presiden memberitahu jika 100 juta dolar telah di transfer ke Korea Utara baru-baru ini. Mereka menggunakan rekening bank yang sama saat insiden Yangjinri.

Perdana Menteri semakin bingung, Insiden Yangjinri? Apakah Seseorang ingin menghancurkan Korea Selatan dengan bekerja sama dengan Korea Utara? Presiden membenarkan. Mereka ingin menciptakan krisis dan keuntungan dari kontrak bilateral ini, kemudian Ekonomi Korea akan jatuh. Lalu? Apa yang akan terjadi? IMF yang ke-2.

Untuk menghentikan hal itu terjadi, Presiden akan menandatangani sebuah keputusan yang mengatur spekulasi dana asing. Tapi Presiden membutuhkan bantuan Perdana Menteri dan para kabinet.

Perdana Menteri malah mencibir, “Apakah anda ingin menyebarkan isu baru untuk mengentikan pemakzulan Anda?” Presiden kaget dengan tuduhan tersebut. Dan akhirnya Perdana Menteri memutuskan untuk bergabung dengan Presiden.

Chief Byun melapor pada Kim Do Jin bahwa Presiden menemui Perdana Menteri untuk mengajaknya bergabung mengenai tindakan darurat atas keuangan Negara.  Kim Do Jin cemas, apakah Perdana Menteri ingin bergabung? Tidak, tapi Presiden masih terus membujuknya. Kim Do Jin membuat keputusan, mereka harus segera memulai pemungutan suara untuk pemakzulan Presiden.

Kim Do Jin menutup telepon setelah melihat kedatangan Chief Shin dan mempersilahkan tamunya untuk duduk. Tanpa basa basi, Kim Do Jin langsung bertanya apakah Chief Shin membawa apa yang dimintanya? Chief Shin malah membicarakan hal lain, bahwa dia mendegar sesuatu yang menarik di Blue House. Tentang Kim Do Jin yang sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar daripada yang diketahui Chief Shin. Sebuah kesempatan untuk membuat uang dengan jumlah yang tak terbayangkan.

Kim Do Jin bertanya siapa yang mengatakannya? Apakah Presiden? Di banding itu, Chief Shin akan mendapatkan lebih dari sekedar uang. Untuk apa uang itu nantinya? Sama seperti Lee Dong Hwi, Kim Do Jin akan membuat Chief Shin duduk di Blue House. Bukan sebagai Kepala Staf, tetapi sebagai pemiliknya. Chief Shin hanya tinggal menyerahkan salinan itu dan untuk sisanya Kim Do Jin yang akan mengurusnya. Tanpa ragu, Chief Shin pun menyerahkan USB yang diberikan padanya.

Setelah Chief Shin keluar dari rumahnya, si Pria bertato melaporkan jika Chief Shin telah keluar, maka Kim Do Jin tanpa ragu memerintahkan anak buahnya untuk membunuhnya.

Di tempat parkir, Chief Shin yang baru saja akan masuk ke dalam mobilnya seseorang menubruknya sambil lalu, tapi ternyata orang itu berhasil menusuk Chief Shin dengan sebilah pisau. Hanya dengan begitu saja si Pria bertato berhasil melukai Chief Shin, yang langsung ambruk karena luka tusukan meskipun dia berusaha tetap bertahan.

Kim Do Jin puas rencananya berhasil sesuai harapannya. Dia menelpon Pak Min untuk segera memulai pemakzulan Presiden.

Satu Jam sebelum Batas Waktu Pemakzulan

Para reporter sibuk meliput masalah pemakzulan Presiden ini, mereka menginfomasikan bahwa kedua pihak parlemen telah menyepakati keputusan nya. 80% dari perwakilan Rakyat Korea mendukung pemakzulan Presiden Lee Dong Hwi. Semua rakyat sedang menunggu akhir dari keputusannya. Pak Min di wawancara dan mengatakan, “Pemakzulan harus segera di laksanakan. Kami mendukungnya”

Presiden masih membujuk Perdana Menteri untuk menandatangi surat keputusan yang akan dia buat. Presiden memberi tahu tentang masalah dinamit yang hilang. Perdana Menteri bingung apa yang akan mereka lakukan dengan itu? Kemungkinan besar, meledakan sebuah gedung pemerintahan. Perdana Menteri sama sekali tidak percaya.

Presiden mendapat telepon dari Tae Kyung bahwa mereka sudah menemukan lokasi target pemindahan dinamit. Mereka membawanya pergi ke Daeseungri tempat dimana Lee Chul Kyu menghilang. Tujuan Kim Do Jin adalah pabrik Thermo.  Presiden meminta PSS untuk menghubungi komisaris polisi untuk mengatasi hal ini.

Presiden kembali mendesak Perdana Menteri untuk mendatangani surat keputusannya, namun Perdana Menteri masih menolak karena informasi Presiden belum di konfirmasi. Presiden mengingatkan jika 100 juta dolar telah ditransfer ke Korea Selatan. Seseorang sedang mencoba untuk melakukan bisnis dengan memulai perang.

Perdana Menteri bertanya, “Jadi, Siapa dia?” Presiden menjawab dengan penuh percaya diri, “Presdir Kim Do Jin dari Grup Jaesin” Perdana Menteri sangat kaget mendengar jawaban Presiden.

Kim Do Jin dengan hati riang membuka USB yang diberikan Chief Shin padanya, namun betapa kagetnya saat dia tahu jikat tidak ada file dalam USB itu. Kosong. Apa sebenarnya rencana Chief Shin?

Jaksa Choi dikerumuni wartawan dan ditanyai tentang masalah pemakzulan Presiden. Jaksa Choi memilih diam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Saat para wartawan semakin penasaran, sebuah mobil yang tidak dikendarai dengan benar menghampiri kerumunan wartawan itu. Mereka semua menjadi panik.

Mobil itu berhenti, kemudian keluarlah Chief Shin yang bersimbah darah dari dalam mobil. Dia meyerahkan sebuah dokumen pada Jaksa Choi. Kemudian ambruk di hadapan para wartawan. Semua orang panik dan minta untuk menghubungi 911.

Dokumen apakah itu? Itu adalah Salinan Dokumen Rahasia 98 yang dikirimkan Jenderal Kwon untuk Presiden. Dalam keadaan sekaratnya, Chief Shin berkata, “Sudah kubilang kan… Aku berbeda”

Di gedung Parlemen, pemungutan suara untuk pemakzulan Presiden akan segera di mulai. Namun,,, tiba-tiba saja semua anggota parlemen mendapatkan sebuah pesan di ponsel mereks tentang kebenaran atas tragedi Yangjinri.

Presiden masih bersikeras agar Perdana Menteri mendatangani Aturan Tindakan Darurat Presiden mengenai Keuangan Negara. Mereka sudah tidak punya banyak waktu lagi. Perdana Menteri masih bersikukuh pada keputusan awalnya.

Kemdian salah seorang staf Perdana Menteri datang dan memberitahunya sesuatu. Perdana Menteri langsung berubah pikiran. Dia berkata dia akan menandatanganinya. Presiden melihat wajah cemas Perdana Menteri, pasti ada yang tidak beres.

Saat Perdana Menteri sedang menandatangi Surat Keputusan Presiden, dia bertanya pada staf tersebut apa yang sebenarnya terjadi? Dengan ragu-ragu Staf Perdana Menteri memberi tahu jika Kepala Staf Blue House, Shin Gyu Jin telah menyerahkan Dokumen Rahasia 98 kemudian meninggal. Informasi tersebut telah dirilis kepada Pers dan Internet melalui Jaksa Khusus.  Presiden sangat kaget mendengarnya.

Seseorang memberitahu Kim Do Jin tentang perilisan Dokumen Rahasia 98. Kim do Jin tampak geram, namun dia pasti memiliki rencana lain untuk mengatasi hal ini.

Tae Kyung dan Bo Won tiba di Bluecop dan menonton berita tentang perilisan dokumen rahasia 98 tersebut,

 “Dokumen baru tentang insiden Yangjinri dirilis. Dokumen ini, yang berbeda dengan dokumen alm. Ketua Kwon. Dokumen memperlihatkan pelaku sebenarnya, Presdir Grup Jaesin, Kim Do Jin”

Bo Won menatap puas pada berita itu, akhirnya kebenaran terungkap juga. Tae Kyung pun tampaknya merasakan hal yang sama. Namun mereka tidak bisa tenang begitu saja, Tae Kyung mendapatkan telepon bahwa tidak ada Bom di pabrik Thermo itu.

Presiden pun langsung mendapatkan laporan jika mereka tidak menemukan dinamit di Daeseungri. Mereka menelpon dari pabrik Thermo tidak ada bom yang ditemukan di pabrik. Presiden bingung, tidak tahu harus berbuat apalagi, kemana sebenarnya dinamit itu di kirim?

Presiden mendapatkan seorang tamu. Dia adalah Kim Do Jin yang ,asih bisa tersenyum angkuh pada Presiden meskipun dia sempat memberi hormat. Kini Kim Do Jin secara terang-terangan berani mendatangi Presiden di Blue House. Menerima kedatangan Kim Do Jin, tentu saja Presiden pun semakin merasa tak tenang, apa yang diinginkan Kim Do Jin?

Presiden dan Kim Do Jin berbicara di ruangan Presiden. Kim Do Jin berkata pada Presiden, “Perdana Menteri dan Kabinet telah menyetujui tindakan darurat anda. Selamat. Anda sudah memiliki kartu yang kuat untuk menghentikanku”

Presiden bertanya, apakah Kim Do Jin datang hanya untuk mengatakan hal itu? Tentu saja tidak.

“Langkah yang cerdas. Mengungkapkan dokumen rahasia itu dan tidak datang menemuiku. Anda hampir saja keluar dari gedung ini, dan tak bisa menghentikan aku. Akan ada proses hukum membosankan tentang keaslian dokumen itu”

Tapi… Kim Do Jin mengakui bahwa, “Aku kalah. Aku mengakuinya. Berkat Anda rencanaku menjadi gagal. Tapi sekarang, aku berpikir, aku masih tetap punya rencana”

Tae Kyung kembali memeriksa riwayat GPS ponsel Pria Jaesin. Ternyata dia pergi ke Daeseungri selama satu jam, lalu pergi ke Seoul. Petugas Blue Cop masih sangsi apakah dinamitnya tidak ditemukan di pabrik Thermo?

Tae Kyung menanyakan riwayat GPS lainnya. Pria Jaesin hanya terus menelpon bahkan tidak menyimpan nomor apapun. Tapi… Sepertinya dia naek kereta dari Daeseungri. Kemudian dia pergi menggunakan mobil. Kenapa dia harus berputar-putar seperti itu?

Bo Won teringat sesuatu, ada pemeriksaan AWOL*. Apa maksud Bo Won? Di kamp tentara yang ada di daerah situ ada seorang tentara yang AWOL, jadi pihak tentanra melakukan pemeriksaan. Rencana awalnya adalah untuk memasang bom di pembangkit listrik. Tapi… karena ada pemeriksaan mereka tidak bisa sampai ke pabrik dengan membawa dinamitnya. Mereka sengaja tidak memakai mobil dan membawanya secara terpisah karena tentara tidak memeriksa tak kecil. Mereka membagi dinamit itu dan naik kereta api.

Lalu dimana Bom itu sekarang??

Kim Do Jin mencabut ID Card pengunjungnya, dan meninggalkan tata karma seorang tamu Blue House. Dia mendekati Presiden dan duduk di atas meja, sehingga berhadapan lebih dekat dengan Presiden.

Kim Do Jin mengingatkan Presiden tentang inisden Yangjinri. “24 tewas dan 19 luka-luka dalam insiden Yangjinri. Dan akan ada berapa korban kali ini? Anda yang bilang sendiri. Menyerang Presiden, ledakkan gedung pemerintah. Atau melakukan tindakan terorisme di Seoul. Anda tak ingin tahu kapan, di mana, atau bagaimana orang-orang akan mati?”

Tae Kyung berlari ke tengah kota, memperhatikan segala tempat, kemungkinandimana dinamit itu berada? Apa sebenarnya rencana Kim Do Jin? Apa yang ingin dia ledakan? Akan berapa banyak korban lagi yang akan berjatuhan kali ini?

***
Note: *AWOL =Absen Without Official Leave, artinya pergi tanpa ijin dari kamp tentara.

Komentar:

Apa nyawa orang itu sebegitu tak berharganya bagi Kim Do Jin, hanya demi uang dia membunuh orang-orang tak bersalah tanpa menyesali apapun. Kim Do Jin ini mungkinkah sudah masuk ke dalam kategori Sosiopat yah? Benar-benar gila, tidak peduli pada keselamatan orang lain demi kepuasannya sendiri.

Akh,,, pada akhirnya Chief Shin bernasib malang? Dia bertobat menjelang ajalnya, tapi tentu saja, ini hanya langkah awal untuk menghancurkan Kim Do Jin, dan lagi… Kim Do Jin tidak akan tinggal diam. Berapa banyak orang yang akan dia korbankan dalam insiden kali ini?

Uhuk… aku suka OST saat Tae Kyung dan Cha Young berdua di kamar rawat Cha Young. Saat Cha Young berkata bahwa dia baik-baik saja dan meminta Tae Kyung melakukan apa yang seharusnya di lakukannya. Tae Kyung care banget sama Cha Young yah^^ tentu saja…. Mereka sudah lama menjadi rekan kerja, dan sepertinya selama ini Cha Young termasuk salah satu rekan kerja yang paling dia percaya. Loveline? Hmmm… liat nanti saja deh, jangan terlalu berharap adanya loveline di dramanya Kim Eun Hee.

Kim Eun Hee itu termasuk salah satu SWnim tukang PHP dan raja tega, hahahahaha…

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*


10 komentar:

  1. Hehee aku yg pertama..mksh sinopnya mba irfa..tinggl 4 episode lg..semangat....!!!
    My jg suka pas taekyung d rs sm cha young klo aku sih pngnnnya taekyung sm chayoung tp kyanya d drama ini ga bkln ad percintaan nya deh heheee..ya namanya jg kim eun hee..




    Mayindrajaya

    BalasHapus
  2. iya ih ni drama ko ga da romance nya y.. tinggal 4 episode lg.. semangat unnie..

    BalasHapus
  3. Waaaaah,,, mbak irfa cepet banget,,,
    tuh kim do jin jahaatnya,,,,
    semangat yya mbak irfa, mbak fanny, dan mbak Dee nerusin sinopsisnya,,,
    daebak,, daebak,, daebak..... :)

    _Tina

    BalasHapus
  4. "Kim Eun Hee itu termasuk salah satu SWnim tukang PHP dan raja tega, hahahahaha… "
    ngakak deh saya pas baca kata kata mba irfa diatas ....^_^

    BalasHapus
  5. Iyaa bener bgt.. contohnya di drama Ghost.. pdhal udh ngarep2 aku ada romance dikit antara so ji sub sama cewe yg itu.. ehhh bgitu ajee.. PHP bgt.. hahahahahha

    BalasHapus
  6. Hayo hayoo.. 4 episode lagii.. penasaran akut niii.. tiap hari mantengin blog ini.. semangat unnie..!!

    BalasHapus
  7. kereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen.. kim do jin disini jadi orang yg jahat... drama laen jd orang dongo... hahaha

    BalasHapus
  8. Makasih ya mba Irfa ^^
    Waah ini makin bikin seru nih..
    Penasaran sama episode 12 nya,bentar lgi udh mau beres,belom ada tanda2 loveline,ditunggu aja deh.mudah2an kali ini gk PHP lgi

    BalasHapus
  9. setuju niiee ma yg komentar sinop niiee. . . .
    wah. . . .gag ad yg romance ya. . . .
    gag nyangka dh tinggal 4 ep cepet bngeettt. . .yaa. . .
    mudah"an dramkor jd perhargaan terbaik. . .

    BalasHapus
  10. kDJ psikopat,g pnya hati....sllu tegang klo bc....gomawo mbak irfa...

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^