Jumat, 08 November 2013

[Sinopsis] Good Doctor Episode 20 part 1


Kondisi In Hae semakin memburuk, ada kemungkinan dia mengalami DIC (Koagulasi intravaskular diseminata). Jika itu terjadi mereka tidak bisa menghentikan pendarahan dan itu Artinya In Hae mungkin tak akan bangun.

Kim Do Han meminta Shi On untuk melakukan tes darah. Shin On cemas dan ragu. Kim Do Han memintanya untuk cepat melakukannya. Shi On pun pergi masih dengan perasaan cemas.

Apakah keadaan Yn Hae akibat efek samping dari imunopresan? Kim Do Han tidak bisa memastikan. Dia hanya berharap jika apa yang terjadi pada In Hae bukanlah DIC.


Harapan tinggal harapan, Apa yang terjadi pada In Hae, seperti yang mereka duga. DIC akibat efek samping imunopresan. Lebih parahnya lagi, konsentrasi fibrinogen plasma terlalu rendah sehingga akan memperparah pendarahan.

Jin Wook bertanya apakah mereka tidak bisa menyuntikan heparin? Tidak. Itu hanya akan menimbukan situasi yang berbahaya. Saat ini mereka hanya bisa mengeluarkan darah yang tergenang dan terus melakukan transfusi darah.

Shi On bertanya apakah mereka tiak bisa mengoperasinya lagi? Jika Operasi dilakukan sekarang, itu malah hanya akan memperburuk kondisi In Hae. Meteode apapun yang dilakukan semuanya bermasalah. Tak ada yang bisa dilakukan kecuali menunggu pendarahan berhenti secara  alami.


In Young terbangun dari tidurnya, dia bertanya pada Jin Wook yang sejak tadi menungguinya, apakah In Hae belum sadar? Jin Wook menenangkan In Young jika pasien operasi biasanya tidur selama beberapa hari. Dokter tidak berhak membangunkan mereka dengan sengaja.

In Young bertanya, tak ada masalah pada In Hae kan? Jin Wook tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, dia berkata agar In Young jangan cemas. In Young berterima kasih pada Jin Wook karena dengan keberadaannya, In Young dan In Hae merasa nyaman di RS itu.

Para dokter memperhatikan keadaan In Hae, belum ada perubahan. Walau operasinya berakhir dengan sempurna, namun kondisi In Hae saat ini benar-benar menyedihkan. Kim Do Han meminta maaf pada Direktur karena keadaan menjadi seperti ini.

Direktur Choi berkata, dia juga tak akan bisa memperkirakan variable yang seperti ini akan terjadi. Yang harus mereka lakukan saat ini adalah apa yang benar-benar harus dilakukan sebagai seorang dokter.

“Ketika tak ada yang bisa dilakukan secara medis,... Kebanyakan Dokter akan lepas tangan, tapi kalian tak seperti itu. Karena masih ada pengobatan lainnya. Kalian dengan tulus berharap bahwa pasien akan pulih. Itulah pengobatan terakhir”

Yoon Seo merasa emosi, kenapa harus In Hae? Tak bisakah dia mendapatkan kesempatan untuk bahagia sekali saja? Hidupnya selama ini sudah sangat berat. Shi On mencoba menenangkannya, seperti kata Direktur Choi, tak ada yang bisa mereka lakukan selain berharap dengan tulus.

Yoon Seo masih merasa putus asa, “Seberapa tulus lagi kita harus berharap? Kita sudah berharap dengan sepenuh hati. Tapi, dunia ini benar-benar tidak adil. Ini benar-benar tidak adil” Shi On optimis, jika In Hae pasti sadar.

Shi On menjenguk In Hae, dia teringat kenangannya bersama In Hae dan merasa sedih karena melihat keadaan In Hae saat ini. Shi On pun meminta maaf pada In Hae yang masih tidak sadarkan diri, “In Hae-ya, maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf”

Shi On masuk ke kamar Ayahnya dan disambut dengan kemarahan Ayahnya. Apakah Shi On datang untuk melihat berapa lama lagi dia akan mati? Mengapa dia tak datang setelah Ayahnya mati saja?

Ibu menegurnya, tapi Ayah tidak peduli. Ayah berkata, “Apapun yang terjadi, tak pernah ada kasih sayang diantara kita.  Jadi jangan pedulikan ayah” Lakukan saja pekerjaan Shi On dengan baik, agar dia bisa menghidupi dirinya sendiri.

Shi On lalu berkata “Ada seorang anak yang menjalani operasi di departemen kami. Dan mungkin akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. Walau dia masih hidup,… Karena mungkin akan terjadi sesuatu pada dirinya, aku sedih”

“Aku masih membencimu, ayah. Aku sangat membencimu. Tapi jika ayah tiada, kurasa aku akan lebih sedih lagi. Karena aku membenci ayah. Karena aku tak bisa menyukai ayah. Kumohon izinkan aku untuk menyukaimu walau sedikit saja, ayah. Agar nantinya kesedihanku bisa sedikit berkurang”

Ayah Shi On pun tertegun mendengarkan perkataan putranya itu. Apakah Ayah akhirnya akan berubah?

Chae Kyung teringat pada kata-kata Wapresdir Kang yang memberinya cara untuk menyelamatkan Yayasang Sung Won dari krisis. Tak lama orang yang sedang dipikirkannya pun datang ke ruangannya.

Wapresdir Kang bertanya apakah kunjungannya ke Bank Harden Chase berjalan dengan baik. Chae Kyung mengiyakan dan berterima kasih pada Wapresdir Kang, atas informasi yang telah diberikannya. Dalam seminggu Chae Kyung harus mengajukan pinjaman pada dua bank lagi. Permintaannya pada dua Bank itu akan disetujui tanpa kesulitan.

Chae Kyung heran mengapa Wapresdir Kang bisa begitu yakin? Karena kedua bank itu mempercayai WaPresdir Kang yang hanya seorang pemain kecil dan Ketiga bank Yang disarankan Wapresdir Kang adalah Rival West Emerson. Mereka tidak ingin Perusahaan itu menginjakan kaki di Korea.

Mereka pasti tahu bahwa Wapresdir Kang adalah orang kepercayaan Presdir Jung kan? Walo mereka tahu, mereka tak punya pilihan laih selain mempercayai kata-katanya.

“Dunia memang seperti itu. Perkataan seorang pengkhianat lebih dipercaya dibandingkan dengan perkataan orang sendiri. Sang udang bertahan dengan membuat paus saling menyerang”

Chae Kyung masih heran mengapa WaPresdir Kang menolong mereka. Dia juga tak tahu alasannya, tapi WaPresdir Kang berharap Chae Kyung akan melakukan yang terbaik.

Shi On mendengar dua orang dokter pria yang menjelakan Yoon Seo karena telah berkencan dengan dirinya. Perawat Jo yang melihat wajah kusut Shi On, langsung mengeluhkan wajah kusut Shi On. Dia juga merasa kesal pada kedua dokter yang telah menjelekan Yoon Seo.

Shi On berkata dia ingin mematahkan tangan dan kaki mereka. Perawat Jo kaget dan berkata harusnya dirinya yang berkata seperti itu. Shi In tidak seharusnya bicara seperti itu. Tapi Shin On sangat merasa kesal. Dia tidak suka Yoon Seo akan mendnegar hal uang tidak menyenangkan karena dirinya.

Perawat Jo memuji Shi On, dia adalah pria sejati.  Jika mereka berkata seperti itu lagi, serahkan mereka pada Perawat Jo, dari pada Shi On harus mengotori tangannya. Mereka harus merasakan tinju amarahnya di mulut mereka. “Apa pun kata orang, ketahuilah bahwa kami berada di pihakmu” Perawat Jo memberinya semangat^^

Yoon Seo sedang membicaraka kondisi In Hae dengan teman dokter perempuannya. Kemudian temannya itu bertanya apakah Yoon Seo bisa datang ke acara reunia teman-teman SMA mereka? Tergantung keadaan.

Teman-temannya sudah tahu bahwa Yoon Seo sudah punya pacar. Yoon Seo lah yang mengirim SMA pada mereka.  Mereka meminta Yoon Seo membawanya ke acara reuni dengan antusias.  Tanpa mereka tahu orang seperti apa pacar Yoon Seo itu.

Yoon Seo merasa tersinggung, memangnya dia orang seperti apa? Temannya jadi tidak enak, dan berkata dia tidak bermaksud seperti itu. Dengan mantap Yoon Seo berkata dia akan membawa Shi On ke acara reuni.

Temannya berkata Yoon Seo tidak harus membawanya. Apa yang salah? “Dia pacarku, jadi kenapa jika aku membawanya?” Lagipula dia yakin Shi On pun pasti ingin datang,

Ternyata keyakinan Yoon Seo meleset. Shi On tidak mau datang. Kenapa? Dia tidak mau saja. Yoon Seo jadi heran, dia yakin pasti ada alasan yang jelas. Shin On terus mengelak. Yoon Seo mendesaknya, “Kau tak punya kepercayaan diri? Lalu bagaimana kau akan terus bersamaku? Jika kau terus menghindar seperti ini”

Yoon pun jadi kesal dan bertanya kenapa Shi On tidak bisa memahami pikirannya. Shi On memahaminya,, tapi,,, Yoon Seo kadung kesal dan akhirnya berkata agar Shi On melakukan apapun yang membuatnya nyaman. Dia tak akan memaksanya.

Kim Do Han memikirkan kondisi In Hae dan mengingat kata-kata direktur Choi tentang pengobatan terkahir. Kim Do Han pun datang ke ruangan Chae Kyung dan mengajaknya ke suatu tempat.

Kim Do Han mengajak Chae Kyung ke gereja. Dia ingin berdoa untuk kesembuhan In Hae, tapi dia malah tampak kebingungan sementara Chae Kyung sudah menundukan kepalanya untuk berdia. Chae Kyung pun mengajari bagaimana cara Kim Do Han harus berdoa, “Tutup matamu,... Dan letakkan kedua tanganmu seperti ini”

Ayah Shi On mengeluh pada ibunya, setelah dia mati apakakah makanan untuk upcara peringatannya akan terasa enak? Ibu Shi On yang terkantuk-kantuk bingung dan tidak menanggapi. Ayah kemudian menyadari, bagaimana dia bisa dia makan sesuaty ketika tak seorang pun yang akan melakukan upacara peringatan untuknya. DIa merasa sial karena hal itu.

Shi On mengingat dialog yang dia dan Yoon Seo lakukan sebagai Wendy dan Peterpan dalam drama yang mereka lakukan. Saat itu Wendy mengatakan jika dia inin hidup disamping Paterpan sebagai anak-anak selamanya. Tapi Peterpan menolak. Kemudian Shin On mendapatkan telepon dari Yoon Seo, namun dia mengabaikannya. DIa masih harus berpikir banyak.

Yoon Seo merasa cemas karena Shi On tidak mengangkat teleponnya. Dia teringat kata-kata peramal wanita yang ditemuinya hari itu, “Hanya ada satu jembatan jiwa. Jika jembatan itu lenyap, Maka kalian berdua takkan bisa bersama lagi” Yoon Seo menyangkal hal itu. Namun tetap memikirkannya.

dr. Go mnyerahkan sebuah laporan pda Ketua Lee yang merasa bangga karena dr. Go bekerja dengan cepat. Tapi ketua Lee kaget saat dia membaca nama daftar itu, kebanyakan orang-orang yang menjadi kepercayaannya selama ini, apa maksudnya ini?

Mereka semua sampah. dr. Go memutuskan untuk tidak mengikuti intruksi Ketua Lee, dia memilih melaporkan padar dokter RS Sung Woon yang menerima potongan harga daru perusahaan farmasi. Direktur Choi bahkan bertanya mengapa dr. Go melaporkan itu padanya? dr. Go ingin RS bisa berjalan dengan baik, maka mereka harus menyingkirkan sampah-sampah itu. Dulu juga dia salah satunya. Jika harus ada hukuman, dia akan menerimanya dengan senang hati.

Ketua Lee kesal mendengar cerita dr. Go yang lamah melaporkan hal itu pada Direktur Choi. Dia mengatai dr. Go sebagai orang yang tidak tahu terimakasih. dr. Go balik membentak agar ketua Lee jangan menyuruhnya lagi. Sebelum dia menjadi adik iparnya, dr. Go adalah seorang dokter bedah. Dokter bedah di RS Sung Won.

Ketua Lee kaget melihat sikap dr. Go, berani sekali dia. dr. Go menyuruh ketua Lee untuk berpikir jernih. Apakah siapa saja bisa menjadi Presdir? Daripada membuang waktu di Yayasan Sung Won, sebaiknya Ketua Lee mengurus kakaknya dengan baik. dr. Go pun pamit karena dia ada operasi.

Presdir Jung bertanya mengapa WaPresdir Kang mengkhianatinya? Jika itu karena sebuah alasan, dia akan menghukumnya, tapi dia tahu bukan itu yang terjadi lalu mengapa? WaPresdir Kang malah berkata, Presdir Jung sama sekali tidak menderita kerugian. Dia akan mendapatkan kembali uangnya untuk obligasi yang dia beli.  Presdir Jung merasa itu tak masuk akal, karena WaPresdir Kang telah menghancurkan 15 tahun usahanya, tepat sebelum dia mencapai garis finish.

WaPresdir Kang mengingatkan bahwa Presdir Jung pernah berkata padanya, Bahwa anak-anak adalah harapan. Walau mungkin harapan yang berbada. Jadi alasannya sederhana, dia melakukan semua ini karena anak-anak. Dan Presdir Jung tidak akan bisa melakukannya tanpa anak-anak. Presdir Jung tidak mengerti, namun Wapresdir Kang tidak ingin menjelaskan lebih rinci lagi. Dia siap jika masalah ini dibawa ke pengadilan.

Yoon Seo protes kareka Shi On tidak mengangkat teleponnya. Shi On berbohong bahwa ponselnya dalam mode getar. Tapi Yoon Seo tahu Shi On berbohong, mengapa Shi On mudah berbohong sekarang ini? Apa perkataan Yoon Seo sangat menyinggungnya?

Bukan seperti itu, dia hanya butuh waktu untuk berpikir. Shi On merasa dirinya dan Yoon Seo seperti Wendy dan Peterpan. Dua manusia yang hidup di dunia yang berbada. Jadi banyak sekali kesulitan agar mereka bisa bersama.

Lalu kenapa? Apakah karena Yoon Seo Wendy, Shi On akan membawanya pulang dan tidak akan pernah menemuinya lagi? Shi On jadi bingung mengapa Yoon Seo terus-terusan marah. Sebeluumnya dia tidak seperti ini. Karena sekarang hubungan mereka sudah berbeda.  Sekarang mereka bukan lagi seperti kakak dan adik.

Shi On jadi berpikir, “Mungkin... lebih baik jika kita seperti dulu”  Orang-orang menganggap Yoon Seo  aneh dan mengatakan hal buruk tentangmu. Shi On benar-benar tidak bisa menahannya. Kenapa Yoon Seo harus diejek karena dirinya?

Siapa yang mengatakan hal-hal buruk itu? Biarkan saja mereka berbicara sesukanya! Yoon Seo sama sekali tidak peduli. Tapi Hati Shi On, bagai digores oleh sepotong logam tajam saat mendengarnya.

Keadaan In Hae tidak juga menjadi lebih baik. Tekanan darahnya terlau rendah, jika terus seperi ini, walau dengan transfuse darah mungkin dia akan mengalami mati otak  dalam satu atau dua hari ini. Shi On sangat cemas, tidak,,, itu tidak boleh terjadi.

Sambil menunggui In Young, Jin Wook membaca buku harian In Hae yang dititipkan padanya. Itu adalah semua kenangan indah dalam hidup In Hae, jika terjadi sesuatu padanya In Hae ingin kakaknya membaca buku itu, jadi rasa sedih kakanya bisa berkurang setelah membacanya.

Shi On memikirkan In Hae sebelum tidur lalu berkata, “In Hae-ya, masih banyak hal yang ingin kukatakan kepadamu. Kau harus mendengarkan berbagai hal yang membuatku kesal. Jika kau tak ada, pada siapa aku harus menceritakannya? Jangan pergi, In Hae-ya”

Shi On pun tertidur dan bermimpi, In Hae sedang bermain bersama Min Hee, anak yang meninggal pada operasi pertama Yoon Seo. Setelah puas bermain, In Hae pamit pada Min Hee dan kembali ke tempatnya. Shi On terbangun, apakah itu sebuah pertanda jika In Hae tidak akan ikut bersama Min Hee?

Firasat Shi On benar, Yoon Seo yang sedang menungguinya kaget saat merasakan tangan In Hae bergerak-gerak. Ya,,, In Hae akhirnya sadar juga. “In Hae!” Dengan mata yang lemah, In Hae menatap Yoon Seo dan memanggilnya, “Dokter…”

Tekanan darah In Hae kembali normal. Denyut nadinya juga normal. Bagaimana bisa perdarahannya tiba-tiba berhenti seperti ini? Entahlah. Tak seorang pun tahu alasannya. Mereka sudah sangat meindukan In Hae. Sudah banyak hal yang dilalui In Hae dan dia berhasil melewatinya dengan baik. Semua orang sangat senang dengan sadarnya In Hae, itu seperti mukjizat.

Masalah keuangan Yayasan Sung Won telah teratasi dengan baik dengan bantuan WaPresdir Kang. Presir Lee berterimakasih pada Chae Kyung yang telah bekerja keras dalam hal ini. Kini Yayasan Sung Won cukup aman karena pembayaran pinjaman mereka sudah hampir mencapai 75%. Mereka harus berterima kasih pada WaPresdir Kang.

Chae Kyung lalu berkata, karena sekarang mereka bisa sedikit bersantai, bagaimana jika mereka makan diluar bersama Direktur Choi dan Kim Do Han? Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul bersama. Presdir Lee setuju, mereka bisa melakukan hal itu.

Direktur Choi bertemu dengan Wapresdir Kang, dia bertanya mengapa dia menolong RS mereka? WaPresdir Kang berkata, “Departemen Bedah Anak memiliki obat yang terbaik. Itu adalah jenis obat yang tak bisa diciptakan oleh perusahaan farmasi lainnya. Tapi obat ini akan hilang jika kau mencoba membelinya dengan uang. Karena sesuatu yang paling berharga tak bisa ditukar dengan uang. Begitu pula dengan obat ini”
Direktur mengerti apa yang dimaksud WaPresdir Kang, dia sangat berterimakasih pada WaPresdir Kang karena telah memahami nilainya. Dan Juga,,, “Shing-shing” WaPresdir Kang mengingat kata-kata Shi On  bahwa mereka semua, tim dokter Pediatri di RS Sung Won melaju "shing shing". Direktur sedikit tak paham, namun dia ikut tersenyum bersama WaPresdir Kang.

Saat keluar RS, WaPresdir Kang bertemu dengan Kim Do Han yang bertanya apa yang akan dilakukannya sekarang. Setelah memberikan bantuan pada Yayasan Sung Won, kemungkinan besar dia tidak lagi dipercaya oleh Presdir Jung. WaPresdir Kang hanya akan hidup sebagai Ayah. Dia akan menonton pertandanguan bisbol dengan nyaman dalam waktu yang cukup lama. Tim yang dia dukung masuk ke liga utama untuk pertama kalinya dalam 11 tahun.

WaPresdir Kang berkata, bahawa dia sangat menghormati Kim Do Han, sementara Kim Do Han pun sangat berterima kasih padanya. Mereka pun berpisah setelah Kim Do Han mengucapkan selamat jalan padanya.

Shi On mendatangi kamar Ayahnya dengan terburu-buru. Ayahnya sedang berkemas, dia memutuskan untuk kembalu ke Tae Bak. Shi On melarangnya. Ayahnya berkata agar Shi On jangan cemas, karena dia tidak akan memukuli Ibunya, bahkan untuk berdiri saja dia merasa kesulitan saat ini. JIka ada yang memukulnya, Ayah bahkan tidak akan bisa membalasnya.

Ibu berkata agar Shi On mengabulkan keinginan Ayahnya. Mereka sudah membawa semua obat yang dibutuhkan Ayah. Shi On pun tak bisa berkataa apa-apa lagi.

Ayah berkata pada Shi On, sebagai balasan karena tidak akan memukul Ibu lagi, Ayah meminta Shi On agar dia menyiapkan makanan untuk ritual peringatana kematian ayahnya kelak. Ayah masih saja mengeluh, dia harus melakukan hal seperti itu agar ada orang yang mau menyiapkan makanan untuknya nanti.

Saat keluar ruangan Ayah dan Ibu bertemu dengan Direktur yang mencegah kepergian mereka. Tapi Ayah dan Ibu bersikeras, mereka tak ingin lagi menjadi beban untuk Direktur Choi.

Ayah berkata, dia ingin kembali ke Alam baka di rumahnya sendiri, itu adalah keingian terakhirnya. Ayah berkata pada Direktur, “Kau telah bekerja keras dalam mengubah anak cacat itu menjadi seseorang” Dia sepertinya sangat berterimaksih namun tak bisa mengatakannya.

Ayah menyuruh Shi On untuk melakukan pekerjaannya, dia akan pergi bersama Ibunya. Shi On berkata dia akan menguhubungi Ayahnya nanti. Dengan dingin Ayah berkata, Shi On tidak perlu melakukannya. Mereka pun pergi setelah ibu mengucapkan rasa terima kasihnya pada Direktur.

“Ayah, aku berharap ...bahwa setidaknya aku memiliki satu kenangan indah dari ayah. Sebelum ayah pergi jauh, Kumohon tinggalkan satu untukku. Kumohon”

bersambung ke part-2

Komentar:
Hmm,, entah mengapa agak annoying sama tingkah Yoon Seo terhadap Shi On, dia hanya memikirkan perasaannya tanpa memikirkan perasaan Shi On juga.

Akhirnya semuanya happy end^^ Ayah akhirnya sadar, lalu In Hae pun terbangun dari koma nya >.< Lucu liat Kim Do Han berdoa di gereja~~

Apa sebenarnya makda dari Good Doctor? Tunggu di part-2 ya^^

*written by Irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com
Image by Dee Kutudrama

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^