Jumat, 27 September 2013

[Sinopsis] Good Doctor Episode 12 part 2



Han Jin Wook kaget melihat In Young di depan tempat hiburan itu dengan dandanan yang sangat berbeda dari biasanya. Woo Il Kyu bertanya ada apa? Tapi In Young sudah masuk lagi ke dalam tempat kerjanya. Jin Wook pun permisi pada para hobae nya karena dia ingin memastikan apakah yang dilihatnya itu memang In Young atau bukan.

Jin Wook masuk kedalam tempat hiburan malam itu, dia mencari kesana kemari sosok In Young yang dilihatnya tadi. Awalnya Jin Wook tak menemukannya juga, hingga akhirnya ada wanita yang menyambutnya, dan wanita itu adalah In Young yang kemudian menjadi sangat kaget melihat Jin Wook ada di tempat itu.


In Young dan Jin Wook pun akhirnya berbicara di sebuah ruangan. “Bagaimana kau bisa tahu tempat ini?” In Young bertanya. Jin Wook menjawab, dia sedang jalan-jalan dan tidak sengaja melihatnya. Seharusnya Jin Wook pergi saja, bukan malah mengikutinya.

In Young berkata, pasti Jin Wook merasa takjub melihatnya seperti itu. Begitulah dia hidup, orang seperti Jin Wook tidak akan mengerti kehidupan yang seperti itu.

Jin Wook balik bertanya, “Apakah aku mengatakan sesuatu? ‘Gaya hidupmu benar-benar mengagumkan’ . ‘Aku tak tahu gaya hidup seperti ini’. Apa aku berkata seperti itu?”

Jin Wook berkata, saat dia melihat In Young yang seperti ini, dia berpikir sebagai seorang dokter seperti dokter manapun. “Dia pasti menderita karena biaya operasi In Hae. Dia bekerja sampai larut malam, jadi itu sebabnya kesehatannya memburuk” Itulah yang dipikirkan Jin Wook.

Jin Wook minta maaf karena telah membuat In Young marah. Jin Wook berniat pergi, namun sebelum itu, In Young meminta Jin Wook untuk tidak mengatakannya pada In Young, meski dia tahu Jin Wook tidak akan melakukannya.

Yoon Seo baru pulang dari membeli baju bersama Kim Do Han, dia melihat Shi On yang sedang berdiri di depan rumahnya. Yoon Seo bertanya, “Kenapa kau diluar?” Shi On menjawab karena udaranya panas.

Shi On melihat barang yang dibawa Yoon Seo, “Apakah kau baru pulang dari suatu tempat?” Yoon Seo berkata dia habis jalan-jalan, namun kemudian dia menyadari Shi On memperhatikan tas belanjaannya. Yoon Seo  pun berkata, “Aku membeli pakaian. Sudah lama aku tak melakukannya”

Shi On nampak canggung, Yoon Seo bertanya apakah ada yang ingin dikatakan Shi On padanya? “Tidak. Selamat beristirahat. Aku akan kembali ke RS” Shi On pun pergi meninggalkan Yoon Seo yang menatapnya dengan heran.

Yoon Seo sedang mengerjakan tesisnya, dia kemudian menatap kantung belanjaan yang berisi baju yang dibelikan Kim Do Han padanya. Yoon Seo mengingat saat Kim Do Han menyentuh rambutnya dan mengatakan bahwa Kim Do Han bangga padanya karena Yoon Seo selalu tahu apa yang menjadi beban pria itu. Yoon Seo tersipu, namun dia menggeleng, dia tahu perasaannya tidak seharusnya berlanjut.

Sementara itu Shi On pun menggalau. Dia menatap fotonya bersama Yoon Seo yang ada di ponselnya. Shi On cemberut, ada banyak hal yang ingin dilakukannya untuk Yoon Seo, tapi dia bingung bagaimana cara memulainya.

Di rumahnya, Kim Do Han pun sedang mengerjakan sesuatu dengan serius, namun dia teringat pada Yoon Seo, kenangan-kenangannya bersama gadis itu. Kebersamaan meraka disaat gembira juga saat Kim Do Han membutuhkan seseorang disampingnya. Kim Do Han pun tak segan menjadi penyemangat untuk Yoon Seo disaat gadis itu terpuruk. Saat mengingat semua itu, Kim Do Han tersenyum kecil.

Presdir Lee memberi tahu Chae Kyung jika rumor pengambil alihan da konversi RS menjadi RS komersial kali ini benar. WaPresdir Kang telah mengajukan proposal itu pada Direktur Choi tentang rencana pendirian RS komersial. Tidak tahu siapa yang menjadi atasan WaPresdir Kang, tapi dia juga sudah mendekari Kim Do Han.

Chae Kyung kaget mendengarnya, berita tentang WaPresdir Kang mengajukan proposal sudah membuatknya tercengang, di tambah lagi, dia juga melihatkan Kim Do Han dalam hal ini. Namun Chae Kyung bisa memahami, mereka pasti membutuhkan Kim Do Han dan Direktur Choi demi meningkatkan Nilai jual RS.

Sekretaris Presdir Lee masuk ke ruangan dan terlihat panik, dia memberikan sebuah laporan pada atasannya itu. Presdir Lee sangat kaget membacanya, pihak bank menghubungi mereka. meminta pengembalian seluruh pinjaman yang dilakukan Yayasan Sung Won. Presdir Lee sangat panik karena hal ini. Chae Kyung terlihat kaget sesaat namun tenang kemudian. Apakah Chae Kyung sudah tahu hal ini akan terjadi?

Jin Wook berjalan dengan galau dan tak sengaja hampir menabrak In Hae yang sedang berjalan sambil membaca komik. In Hae kaget karena kehadiran Jin Wook yang tiba-tiba. Jin Wook berkata pada In Hae bagaimana jika In Hae terjatuh? (karena membaca sambil berjalan) In Hae bukan lagi anak TK, dia merasa tidak akan terjatuh.

Jin Wook menatap In Hae dengan pandangan lain. Dia teringat pertemuannya dengan In Young semalam. Tapi In Hae menduga hal lain, dia bertanya apakah Jin Wook membutuhkan informasi tentang kakaknya? Jin Wook malah mengelus kepala In Hae dan pergi begitu saja. In Hae jadi bingung dengan tingkah dokternya itu. 

Yoon Seo menyapa Park Shi On yang seolah bersikap menjaga jarak padanya. Yoon Seo jadi penasaran, apakah Shi On marah padanya? Karena sikap Park Shi On berbeda sejak kemarin. Shi On berkata tidak terjadi apa-apa padanya.

Kim Do Han datang dan memanggil Shi On, dia meminta Shi On mengikuti dirinya. Dengan terpaksa Shi On mengikuti Kim Do Han.


Kim Do Han membawa Shi On ke ruang operasi. Kim Do Han berencana melatih Shi On untuk melakukan operasi dengan tenang, karena dari yang dia lihat di operasi pertamanya, Shi On masih terlihat sangat gelisah, jika bukan karena dr. Cha, Shi On bisa saja membuat kesalahan.’

Shi On memang pintar menghafal dan mengolah informasi, tapi untuk bisa menjadi dokter bedah Shi On akan selalu dihadapkan dalam kondisi terburuk dan Shi On harus bisa mengendalikan diri sepenuhnya. Shi On hanya akan bisa mengatasi kelemahannya jika dia bisa bertahan dalam skenario terburuk.

Kim Do Han menantang Shi On dengan kemampuannya, karena Shi On bisa membayangkan sesuatu dalam pikirannya, Kim Do Han mulai menceritakan tentang kondisi seorang bayi yang harus di operasi Shi On dan meminta Shi On membayangkannya, lalu Shi On harus melakukan penanganan yang tepat untuk bayi tersebut. Kim Do Han berkata kondisi bayi itu sangat rentan jika Shi On terlambat memberikan penanganan, maka bayi akan mati.

Kim Do Han meminta Shi On memulai operasinya. Meski Shi On memahami dengan benar kondisi bayi tersebut dan tahu apa yang harus dilakukannya, Shi On masih gelisah dan gemetar, ragu untuk melakukan operasinya. Kim Do Han meneriakinya agar Shi On secepatnya melakukan operasi itu.

Shi On pun mulai membayangkan dirinya sedang mengoperasi sang bayi. Dia masih saja terlihat cemas dan gelisah. Saat Kim Do Han mengatakan bayi mengalami serangan jantung Shi On mulai panik danmalah menjatuhkan pisau bedahnya. Kim Do Han meminta Shi On untuk fokus.

Shi On mencoba mencari solusi, dia menemukannya, namun rasa gelisah yang di alaminya selama operasi palsu itu berlangsung membuat Shi On kehilangan nyawa pasien khayalannya. Kim Do Han berkata, “bayi nya mati” Shi On terlihat syok mendengarnya.

“Ini hanya skenario khayalan, kau bahkan tidak bisa melakukannya dengan benat? Jika kau terus seperti ini, kau tidak akan pernah bisa mengoperasi”

Shi On hanya akan menjadi cangkang. Dokter Bedah yang bisanya hanya bicara saja, apakah Shi On ingin menjadi dokter bedah yang seperti itu? Shi On menjawab Tidak.

Kim Do Han mengingatkan, jangan pernah berpikir jika bahwa Shi On telah lebih baik dari sebelumnya, karena menurutnya Shi On sama sekali tidak berubah.

Shi On menjadi murung karena insiden latihan operasi. Yoon Seo datang dan menghiburnya. Yoon Seo mengatakan jika Shi On telah berusaha dengan keras hari ini. Shi On malah bertanya apakah Yoon Seo melihatnya? Tidak, karena dia sedang memeriksa pasien. Yoon Seo meminta Shi On untuk menganggapnya sebagai latihan ringan.

“Profesor bilang padaku bahwa pasiennya mati” Sepertinya Shi On sangat terpukul dengan hal itu, karena dia telah menghilangkan nyawa pasien bayangannya. Yoon Seo menghibur, Kim Do Han melakukan itu agar Shi On berusaha lebih keras. Yoon Seo berkata agar Shi On jangan terburu-buru. Shi On masih punya banyak waktu untuk belajar.

Yoon Seo menemui Kim Do Han di ruangannya. Dia berkata, “Tingkat kesulitan pelatihannya tampaknya lebih keras dari dugaanku” Kim Do Han berkomentar bahwa itu adalah metode pelatihan paling ekstrem. Tapi Shi On harus bisa mengatasinya.

Yoon Seo berpendapat, Shi On akan lebih sensitif terhadap tekanan psikologis melebihi orang lain yang memiliki gejala autis. Park Shi On memiliki trauma masa kecil yang parah tentang ayahnya. Kim Do Han menjadi tertarik, “Ayahnya?”

Shi On kembali curhat pada In Hae. Dulu jika dirinya tak melakukan sesuatu dengan benar, Shi On berpikir itu karena dia memang memiliki kekurangan. Tapi sekarang, Shi On merasa malu dan juga merasa buruk.

In Hae memahami hal itu. Tidak ada seorang pun yang bangga jika tak bisa melakukan sesuatu dengan benar. Tapi Shi On tak suka menunjukkan rasa malunya di hadapan orang-orang. Juga tak bisa menyembunyikannya. Masih ada terlalu banyak hal yang tidak bisa dilakukannya dengan benar.

“Aku hanya cangkang dokter bedah” Shi On menjadi putus asa dan merasa rendah diri. In Hae meminta Shi On tidak berkata seperti itu, Shi On bukanlah hanya cangkan semata.  Lalu In Hae mencurigai sesuatu, “Mungkin, ini semua tentang wanita itu? Kau merasa malu padanya?”

Shi On tidak menjawab dan malah pergi meninggalkannya, tapi In Hae tahu, tebakannya benar. Shi On merasa malu pada orang yang dicintainya.

Kim Do Han kaget mendengar cerita Yoon Seo. “Bagaimana kau bisa mengetahui masa lalu Park Shi On?” Yoon Seo agak gugup. Akhirnya dia berkata jika dia mendengarnya dari Direktur Choi, dan Kim Do Han percaya saja.

Trauma yang dialami Park Shi On tidak akan membuat Kim Do Han menurunkan tingkat kesulitan pelatihannya. Kim Do Han yakin Park Si On selalu merasa lemah untuk tumbuh dewasa karena dia selalu mendapat simpati dan rasa kasihan dari orang lain. Tapi mereka harus mematahkan hal itu, tak peduli betapa menyakitkannya hal itu.

Kim Sun Joo mengetuk pintu dan mengatakan pada Kim Do Han dan Yoon Seo bahwa acara documenter mereka akan segera di mulai.

Para dokter tim pediatri pun menonton acara documenter itu dengan seksama dan rasa bangga. Saat bagian mendengarkan cerita indah para dokter, ternyata interview Park Shi On yang ditampilkan, “Anak-anak adalah impian kami.  Anak-anak adalah harapan kami”

Woo Il Kyu langsung protes dan berkata, jika orang-orang menonton acara ini, mereka berpikir dokter di departemen pediatri seperti Park Shi On. Hong Kil Nam bertanya, “Jadi kenapa kalau kita seperti dia?”

Kim Do Han pun langsung menegur Il Kyu, “Woo Il Kyu. Jaga mulutmu” kini Woo Il Kyu tak berani mengatakan apapu lagi. Kim Do Han langsung turun tangan membela Shi On.

Di sebuah kedai makan, seorang pemabuk meminta pelayan membawakan kembali sebotol soju, padahal dia sudah punya bayak hutang di kedai itu. Pemabuk itu pun mengancam akan menghancurkan barang-barang di kedai itu dan membuat kekacauan. Pemilik kedai jadi ketakutan dan memilih untuk memberikan pesannya.

Pemabuk itu adalah Ayah Park Shi On, yang masih sama kasarnya dengan dirinya di masa lalu. Ayah Shi On melihat sekilas pada tv yang sedang menayangkan acara dokumenter kegiatan para dokter departemen pediatri. Dan ketika Shi On diwawancara, dia langsung tercengang. Shi On benar, orang tua akan selalu mengenali wajah anaknya, meskipun anaknya telah tumbuh menjadi orang dewasa.

Kim Do Han kembali mengajak Park Shi Ok ke ruang operasi untuk melakukan pelatihan lagi. Shi On tampak enggan, namun dia tak bisa menolak. Yoon Seo yang melihat hal itu langsung ikut ke ruang operasi juga. Dia ingin melihat pelatihan yang dilakukan Kim Do Han pada Shi On.

Melihat kehadiran Yoon Seo yang sedang menonton di luar ruang operasi membuat Shi On semakin ragu. Di tidak ingin menunjukkan kegagalannya di depan Yoon Seo. Kim Do Han bertanya, “Kenapa? KAu tak mau melakukannya lagi?” Shi On terlihat semakin ragu.

Kim Do Han kembali bertanya, apakah Shi On tidak mau melakukannya lagi? Shi On mengambil keputusan. “Aku akan melakukannya”

Kim Do Han menjelaskan kondisi pasien khayalannya kali ini. Seorang anak berusia 10 tahun yang mengalami pendarahan di perut akibat terjatuh. Di duga itu karena pendarahan limpa dan hati. Kim Do Han meminta Shi On memikirkan bagaimana cara mengoperasinya. Shi On tidak boleh membiarkan anak itu mati seperti sebelumnya.




Shi On mengerti permintaan Kim Do Han dan memulai operasinya sambil menhjawab beberapa pertanyaan Kim Do Han tentang tindakan apa yang seharusnya dia lakukan. Shi On mejelaskannya, namun Kim Do Han menggambarkan keaadaan si anak semakin kritis karena tekanan oksigennya menutun dan akhirnya anak tersebut mengalami serangan jantung.


Shi On menjadi panik seperti sebelumnya. Dia memikirkan cara mengatasi keadaan ini, “Defibrilator... Tidak.. Atropin. Atropin. Defibrilator, defibrillator” Shi On meracau memunculkan alternative pilihan terbaik. Tapi Shi On lagi-lagi terlambat.

“Mati.  Kau sudah kehilangan kesempatan sebelum asistol. Tak ada gunanya menggunakan defibrillator. Kau sama sekali tak ada peningkatan!” Kim Do Han membentak Park Shi On.

Shi On yang merasa terintimidasi, apalagi dia tahu Yoon Seo melihat kegagalannya menjadi tak nyaman. Dia berkata cukup untuk hari ini. Kim Do Han tidak setuju, dia ingin Shi On melakukannya lagi. Shi On akan berlatih sendiri

Apa yang berubah jika Shi On berlatih sendiri? Kim Do Han merasa heran, biasanya Shi On tak muda menyerah. Shi On tidak tahu apa yang harus dilakukannya jika terus gagal. Dengan dingin Kim Do Han berkata, “Maka berhentilah”

“Jika kau terus seperti ini Kau bukan Dokter bedah yang menyembuhkan  orang dengan pisau bedah. Tapi tak ada bedanya dengan pembunuh yang memegang pisau”

Setelah Kim Do Han pergi meninggalkan Shi On, Yoon Seo masuk dan menghibur Shi On. “Tidak apa-apa. Kau hanya perlu berlatih lagi” Shi On malah bertanya mengapa Yoon Seo datang melihat? Yoon Seo hanya ingin melihat apa Shi On melakukannya dengan baik. Tapi kenyataannya Shi On tidak melakukannya dengan baik.

“Aku membuat kesalahan lagi” Shi On sangat menyesalkan hal itu, terlebih karena Yoon Seo melihatnya melakukan kesalahan itu, dia menjadi lebih malu dibanding biasanya. 

Yoon Seo mengajak Shi On makan malam di luar atau membeli minuman kesukannya. Tapi Shi On menjadi kesal, “Perasaanku takkan membaik hanya dengan makan. Dan aku bukan anak-anak yang hanya suka makan”Shi On pun pergi meninggalkan Yoon Seo di ruang operasi.

Yoon Seo mengikuti Shi On yang berjalan cepat-cepat. Yoon Seo yang tidak mengerti kegundahan hati Shi On terus mengikutinya, bahkan dia mengikuti Shi On selama 10 menit, namun Shi On tak juga menggubrisnya.

Yoon Seo tahu Shi On sedang kesal, tapi setidaknya dia bisa berbicara pada Yoon Seo. Dia meminta Shi On untuk bersabar. Profesor Kim Do Han hanya ingin membuatnya menjadi kuat.

Shi On tahu itu. “Aku tahu dengan baik mengapa Profesor bersikap seperti itu” Yoon Seo jadi tidak mengerti, lalu kenapa Shi On menjadi kesal?

“Ini karena aku malu. Aku kesal karena tidak ingin dipermalukan di depanmu”

Yoon Seo semakin bingung, mengapa Shi On malu padanya? Shi On berkata dulu dirinya tak seperti ini, tapi sekarang dia merasa malu. Yoon Seo heran mengapa bisa tiba-tiba seperti itu?

“Dokter Cha…  Aku menyukaimu”

Akhirnya pengakuan cinta itu berhasil dilakukan Shi On. Yoon Seo lansung tercengang mendengarnya. Apalagi setelah mendengar kelanjutan kata-kata Shi On, “Karena aku cegukan dan jantungku berdetak
kencang setiap aku melihatmu! Aku tak ingin tampak bodoh di depan orang yang kusuka. Aku ingin melakukan lebih baik dan ingin menyombongkan diri... Tapi itu tak mudah”

Setelah mengatakan semua itu Shi On pergi meninggalkan Yoon Seo yang masih syok mendengar pengakuan cinta Shi On padanya. Saat Yoon Seo sadar Shi On telah pergi, dia kembali memanggil Shi On dan berniat mengejarnya.

Shi On yang sedang menggalau jadi tidak memperhatikan jalan. Tanpa sengaja dia menabrak dua orang pria yang sedang berjalan. Shi On pergi begitu saja, kedua pria itu tak terima dan meminta Shi On untuk meminta maaf. Shi On meminta maaf dengan nada bicaranya yang seperti biasa.

Sepertinya kedua pria itu semakin tak terima, dia pikir Shi On melecehkan mereka karena meminta maaf dengan nada seperti itu. Mereka meminta Shi On meminta maaf dengan lebih sopan. Shi On mengatakannya lagi, “Maafkan aku” masih dengan nada bicaranya yang seperti biasa.

Kedua pria itu semakin kesal dan berpikir Shi On mempermainkan mereka. Shi On berkata dia tidak mempermainkan kedua pria itu. Dia meminta maaf dengan tulus. Keduanya menjadi lebih kesal mendengat nada bicara Shi On, “Apa kau tidak normal?”

Shi On berkata, “Tidak. Tolong jangan bicara seperti itu” ternyata perkataan Shi On menyulut amarah kedua pria itu, mereka pikir Shi On akan memukul mereka. Shi On berkata dia benci dengan orang yang memulai pertengkatan. Dan meminta keduanya tidak memukulnya.


Kedua pria itu tak peduli dan akhirnya memukuli Shi On yang mereka pikir sudah berani menceramahi mereka. Shi On terrus dipukuli hingga terjatuh dan akhirnya dia ditendangi oelh keduanya.

Tepat pada saat itu, mobil Kim Do Han berhenti di lampu merah di sekitar tempat Shi On dipukul. Kim Do Han melihat orang yang sedang dipukuli. Saat dia sadar orang itu adalah Park Shi On, dia segera keluar dari mobilnya dan tanpa mengatakan apapun Kim Do Han memukuli orang-orang itu dengan penuh amarah.

Shi On menatap Kim  Do Han yang sedang memukuli kedua pria itu. Dia kemudian teringat pada Hyun nya yang juga pernah menyelamatkan dia dari orang-orang yang memukulinya. Apakah Shi On telah melihat Do Han sebagai pengganti kakaknya?

Akhirnya Shi On dan Kim Do Han berakhir di kantor polisi dengan wajah keduanya yang babak belur, juga wajah kedua pria yang memukuli Shi On, tak kalah babak belurnya.

Salah seorang pria menjelaskan bahwa mereka hanya berjalan dan Kim Do Han yang memukul mereka duluan. Sepertinya polisi tidak percaya, mereka tetap meminta nomor jaminan sosial keduanya. Si pria tidak terima, dia telah mengatakan yang sebenarnya. Polisi tak peduli dan tetap meminta nomor jaminan sosialnya.

Pria itu berteriak sambil menunjuka Kim Do Han, “Kubilang dia memukul duluan” Tapi Polisi sudah tahu jika mereka lah yang memukuli Shi On duluan. Pria itu berakata, sekali lihat saja seharusnya mereka tahu jika Shi On itu idiot.

Mendengar pria itu mengatai Shi On idiot, Kim Do Han jadi berang. Dia bangkit dan bertanya, “Apa kau bilang?” Pria itu menantang Kim Do Han, “Aku bilang idiot! Kenapa!” Kim Do Han lepas kendali dan langsung menyerang pria itu. Polisi segera melerai sebelum Kim Do Han berbuat lebih jauh.

Shi On dan Kim Do Han kini sudah ada di luar kantor polisi. Yoon Seo yang membantu mereka. Kim Do Han bertanya pada Yoon Seo bagaimana dia bisa datang ke kantor polisi? Ada telepon di bangsal untuk memeriksa identitas.

Kim Do Han tak membahasnya lagi, dia mendekati Shi On dan bertanya dengan dingin, kenapa Shi On hanya diam saja seperti orang bodoh saat dipukuli? Kenapa Shi On setidaknya memegang salah satu dari mereka sekali saja dan memukul mereka? Shi On hanya menjawab bahwa dia tidak bisa memukul orang.

Kim Do Han menjadi kesal dan berkata, “Sampai kapan kau akan membiarkan dirimu dilecehkan? Membiarkan dirimu disebut idiot oleh bajingan seperti mereka”

“Aku bukan orang idiot”

“Maka buktikan mulai sekarang. Jika kau terus berperilaku seperti di ruang operasi tadi, Kau akan berada di tempat  yang sama selamanya”

Kim Do Han pergi begitu saja, masih dengan menahan kesalnya. Yoon Seo mencoba memanggilnya, “Profesor!” Kim Do Han tidak menggubris, dia tetap melangkah pergi. Sementara Shi On menatap kepergian Kim Do Han yang semakin menjauh, dia terksan ingin mengatakan sesuatu, tapi apa?

Yoon Seo dan Shi On berjalan pulang menuju rumah mereka. Yoon Seo bingung dan akhirnya memutuskan membicarakan tentang pengakuan cinta Shi On padanya.

“Shi On, mengenai hal yang kau katakan tadi…” Belum sempat Yoon Seo selesai berbicara, Shi On sudah menyela. Dia minta maaf.

Ternyata dia dunia ini ada banyak criteria kualifikasi. Kualifikasi untuk menjadi siswa. Kualifikasi untuk menjadi dokter. Kualifikasi untuk menjadi pria. Dan... Kualifikasi untuk menyukai atau mencintai seseorang. Shi On merasa masih banyak lisensi yang harus di peroleh Shi On. Sepertinya dia tidak bisa melakukan apapun tanpa lisensi itu.

Shi On berkata pada Yoon Seo, dia ingin berjalan sendirian. Dulu dia benci jalan sendirian. Tapi hari ini Shi On ingin berjalan sendirian. Yoon Seo memahami Shi On dan melepaskannya untuk bejalan sendirian.

Sesampainya di rumah Yoon Seo menjadi menggalau. Pernyataan cinta Shi On sungguh membuatnya syok dan bingung. Dia tak pernah berpikir jika Shi On akan menyukainya dengan perasaan yang seperti itu. Yoon Seo menatap bunga pemberian Shi On, akhirnya dia tahu mengapa Shi On memberikan bunga itu padanya.

Shi On pun berjalan sendirian dan berhenti di emperan toko. Dia duduk disana untuk beberapa saat. Kemudian mengingat apa yang dikatakan Kim Do Han padanya. “Ungguli aku. Aku akan memberitahumu bagaimana kau bisa tetap bertahan di RS ini” tantangan Shi On, seolah mengingatkannya pada tujuan awalnya berada di RS Sung Won, dia ingin menjadi dokter bedah anak dari Departemen Pediatri.


Yoon Seo menemui Kim Do Han dan mengatakan sepertinya harga diri Shi On terluka tadi malam, Yoon Seo baru pertama kali melihatnya seperti itu. Kim Do Han berpikir itu sebenarnya adalah hal yang baik, karena dia hanya bisa bertahan jika dia memiliki harga diri yang kuat.

Yoon Seo tampak gelisah, seolah ingin mengatakan sesuatu pada Kim Do Han, “Tapi…” Yoon Seo berhenti, dia tak melanjutkan perkataannya bahkan saat Kim Do Han menanyakannya. Apakah tadinya Yoon Seo ingin mengatakan tentang pengakuan cinta Shi On padanya?

Shi On datang ke ruang Kim Do Han, dia mengatakan bahwa dia akan melakukannya lagi. Shi On takkan menyerah dengan mudah seperti kemarin. Kim Do Han melihat keyakinan di mata Shi On, namun dia tetap bertanya untuk mastikan, “Apa aku bisa mempercayaimu?” Shi On merasa yakin dengan hal itu.

Kim Sun Joo meminta ijin untuk menyela, dia memberitahu jika ada orang yang mencari Shi On. Siapakah?

Shi On mendatangi orang itu. Ayah Shi On yang berdiri di ruangan staf departemen pediatri. Shi On tidak mengenal sang ayah pada awalnya, tapi kemudian Ayahnya berkata, “Shi On-na. Park Shi On!” Shi On hanya menatap mengo pada sang ayah.




Kim Do Han dan Yoon Seo keluar untuk melihat siapa yang menamui Shi On, mareka kaget saat pria itu mengaku Ayah Shi On , dan Park Shi On terlihat ketakutan.  Shi On semakin ketakutan


Akhirnya ayahnya jadi agak kesal dan berkata, “Anak ini. Kau sama sekali tidak berubah” Tiba-tiba saja Shi On mengingat suara itu. Suara Ayahnya yang mencaci maki dirinya, “Anak kurang ajar! Kenapa makhluk seperti ini bisa lahir? Mati! Matilah bersama ibumu!”

Shi On jadi ketakutan mengingat kenangan buruk itu. Ayahnya semakin mendekat dengan wajah yang mengeras, “Shi On-na. Ini Ayahmu” Shi On semakin mundur ketakutan.

“Ku bilang ayahmu disini. Datanglah ke sini”

Shi On semakin ketakutan dan akhirnya dia pun tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Terlalu gelisah dan ketakutan membuat tendensi autis nya kambuh dan akhirnya Shi On pingsan tak sadarkan diri didepan Ayah, Yoon Seo, Kim Do Han dan Kim Sun Joo yang sangat kaget melihat Shi On yang ambruk dengan tiba-tiba.

Komentar:
In Young udah langsung berprasangka gitu ya sama Jin Wook. Sepertinya sih In Young ada rasa ya sama Jin Wook, tapi yah,,, begitulah,, dia merasa tak layak atau semacamnya. Selain tentang pekerjaannya, kenyataan bahwa dia akan mendonorkan sebagian organ tubuhnya untuk In Hae pun pasti menjadikan In Young lebih tak percaya diri.
                                                                                                                                                                                              
Latihan dari Kim Do Han sangat keras yah, sepertinya Kim Do Han benar-benar berniat membuat Shi On menjadi Kim Do Han junior, sampe dia ingin menularkan untuk merasa memiliki harga diri yang tinggi pada Shi On. dan… pas Kim Do Han berantem buat belain Shi On,, aww so sweet banget ya? Tuh kan Kim Do Han itu pasti bakal jadi kakak yang perhatian sama Shi On, meskipun cara dia memperhatikan Shi On berbeda dengan Yoon Seo.

Ekspresi Kim Do Han dan Park Shi On di kantor polisi lucu deh Ikh >.<

Huahhha,,, Shi On akhirnya mengatakan juga perasaannya pada Yoo Seo. Apakah Yoon Seo akan menerimanya? Mungkin inilah waktunya Yoon Seo move on dari Kim Do Han, karena bagaimanapun, meski Yoon Seo mengatakan sudah menyerah tentang Kim Do Han, tapi di beberapa episode diperlihatkan dengan jelas perasaan Yoon Seo yang sesungguhnya pada Kim Do Han, she is absolutely still love him. Tapi bagi Yoon Seo, Kim Do Han itu bagai bintang yang tergapai, karena ternyata Kim Do Han sendiri telah memilih bintang yang lain, wanita yang bukan dirinya.

Trauma Park Shi On terhadap kekejaman ayahnya sepertinya sangat parah ya? Melihat kelakuannya si Ayah belum tobat juga dari perangai buruknya. Apakah yang akan terjadi pada Shi On setelah bertemu dengan ayahnya?

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

17 komentar:

  1. huaa, pertamax..
    daebak mba irfa...
    makasih sinopsisnya.. :D

    -ayu-

    BalasHapus
  2. tambah seru nih, jadi semangat buat ngikutin :)

    BalasHapus
  3. Kasian park sion, hrs ktemu ayahnya....
    Tq sinopsisnya mb irfa
    Ditunggu kelanjutannya!!!

    BalasHapus
  4. Wooow udah ada part 2 nya, semangat ka :)
    Melihat SO nembak YS rada gimana gitu, dan DH memang kayanya mau bkin SO jd org yg kuat den tahan banting deh sepertinya.
    Ooh iya ngomong" good doctor ampe brp episode ya?
    Ka irfa abis GD ada next project kah?

    BalasHapus
  5. Irfa, semangat .....sinopnya keren..!!

    BalasHapus
  6. eonni

    fighting....aja aja fighting^^

    slm kenal....^^

    BalasHapus
  7. akhirnya keluar jg part 2, tengkyu mbak, makin keren ceritany, semangat...

    BalasHapus
  8. waaahh,, ceritany mkiin seru..
    Onnie smangadh yaah bqin lanjutannya.. Fighting !!

    BalasHapus
  9. Wahh mkin penasaran,,, semangt mba lanjutinx..:)

    BalasHapus
  10. Ditunggu lanjutannya mbak
    Semangat!!!!!

    BalasHapus
  11. lucu bgt ekspresi mrk di kantor polisi...
    yg satu kesel gitu mukanya,,,,
    yg satu lagi,,, cengo kayak gitu....
    shi on cute bgt...

    BalasHapus
  12. kesian ngeliat si Shi On , feelnya ngena banget , ampe sedih :'(
    ditunggu yak episode selanjutnyaaa :D

    BalasHapus
  13. Makasih sinopnya. Tetap semangat!

    BalasHapus
  14. Makin seru aj cerita.a >,<

    BalasHapus
  15. dibalik kekurangan pasti ada kelebihan. itulah yang terjadi pada joo won hingga ia berhasil menjadi dokter ahli bedah anak :)

    BalasHapus
  16. Hwaitingg!! Si eon !! Tunggu aku jadi dokter sepertimu !!
    In Young sama Jin Wook sweet ya;))
    Terus terang, suka sm do han. Gentle lhoo yah walaupun begituu. Suka sama do han <3

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^