Jumat, 26 Oktober 2012

[Sinopsis] Yes Captain Episode 4 part 1




Yun Seong yang melihat kelakukan Da Jin pada Ji Won segera mendekati mereka dan menarik kerah baju Da Jin. “Apa kau gila?” Tanya Yun Seong pada Da Jin. Da Jin tak menjawab, dia hanya menatap Yun Seong dengan penuh amarah. “Apakah menurutmu ini taman bermain? Bagaimana mungkin kau berani tidak menggunakan akalmu dan bertindak kurang ajar?” Tanya Yun Seong penuh amarah. Ji Won menatap Yun Seong yang begitu marah pada Da Jin. Dia tak tahu harus berbuat apa. “Lepaskan seragammu sekarang. Jika tidak aku yang akan melakukannya!” kata Yun Seong pada Da Jin dengan penuh amarah. Da Jin tak menjawab. Dia hanya melepaskan cengraman Yun Seong dari bajunya dan berkata: “Aku minta maaf”. Da Jin lalu pergi meninggalkan Yun Seong dan JI Won di tempat tersebut.

Sesaat Yun Seong menatap kepergian Da Jin. Yun Seong bertanya mengapa Ji Won bertingkah seperti itu, Da Jin itu orang yang tidak bisa mengontrol emosinya, seharusnya Ji Won tidak memancingnya seperti itu. Di tangannya buka hanya nyawa penumpang yang terancam, nyawa mereka pun bisa terancam, kata Yun Seong pada Ji Won. (hmmm,,, kayaknya Yun Seong juga tahu kalo Ji Won yang menyulut amarah Da Jin nih,,)

Ji Won minta maaf dan berkata bahwa dia tak pernah memikirkan hal itu. Yun Seong pun pergi meninggalkan Ji Won yang menatapnya dengan sedih. Dalam pikiran Ji Won, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Yun Seong seandainya Yun Seong tahu bahwa Da Jin adalah putri dari Kapten Han,

Da Jin mencuci mukanya di toilet pesawat untuk meredakan amarahnya. Saat keluar dari Toilet dia mendengar para pramugari bergosip tentang insiden dikeluarnya dia dari kokpit pesawat.  Da Jin bahkan tidak diijinkan terbang hingga akhir oleh Kapten Kim Yun Seong. Salah seorang pramugari berkata dia mendengar bahwa Da Jin adalah lulusan terbaik yang mendapat peringkat pertama saat lulus dari akademi penerbangan, tapi mengapa dia tidak terlalu berbakat dalam menerbangkan pesawatnya.

 Da Jin sebenarnya sebal mendengar hal itu, tapi dia hanya bisa menghembuskan nafas panjang kemudian berlalu pergi.

 Ji Won melihat Da Jin yang pergi begitu saja setelah mendengar para pramugari bergosip tentang dirinya. Dia menatap Da Jin dari kejauhan, aku yakin sebenarnya dalam hatinya dia masih sangat merasa bersalah pada Da Jin.

Pesawat Wings Air 112 akhirnya kembali ke Seoul, tapi Da Jin sama sekali tidak diijinkan duduk di bangku Kokpit. Yun Seong lebih memilih Kapten Choi yang membantunya melakukan penerbangan kali ini. Sedangkan Da Jin hanya duduk di tempat duduk Kapten Choi sebelumnya, Da Jin hanya melamun dengan mata menerawang entah kemana, pikirannya dipenuhi oleh pertemuannya dengan Choi Ji Won hari ini. Yun Seong sempat memperhatikan Da Jin yang hanya melamun, dia tahu ada yang sangat mengganggu pikiran gadis itu.

Saat penerbangan selesai, Kapten Choi menuliskan laporan penerbangan hari ini ditemani Yun Seong dan Da Jin. Kapten Choi berkata bahwa tidak ada complain dari para penumpang, namun Yun Seong harus menerima pinalti karena mereka sedang melakukan test. Yun Seong mengerti dan siap menerima akibatnya karena tindakannya hari ini mengeluakan Da Jin dari kokpit. Meski begitu Kapten Choi sangat terkesan pada pengetahuan dan kemampuan terbang Yun Seong yang sangat baik.

Kapten Choi berbalik ke Da Jin dan berkata bahwa Da Jin telah bekerja keras hari ini. Da Jin minta maaf dan terlihat sangat merasa malu dihadapan seniornya itu. Kapten Choi menasehati Da Jin untuk tidak merasa buruk karena hal tersebut. Kapten Choi pun pamit dan pergi meninggalkan Da Jin dan Yun Seong.

Kini giliran Da Jin yang minta maaf pada Yun Seong. Bukannya memberi maaf pada Da Jin, Yun Seong berkata sebelum Da Jin minta maaf padanya lebih baik Da Jin segera mengundurkan diri saja sebagai pilot. Yun Seong berkata, lebih baik Da Jin berhenti membuat kerugian dan pergi. Da Jin menjawab, meskipun dia memiliki 10 mulut dia tidak bisa mengatakannya, tapi dia tidak bisa keluar. Da Jin memberi hormat pada Yun Seong, kemudian pergi meninggalkannya. Yun Seong hanya bisa menghela nafas tak habis pikir mengapa Da Jin masih tetap ingin bertahan menjadi Pilot.

Untuk menghilangkan kegalauan hatinya Da Jin berlari dan terus berlari hingga keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Da Jin berhenti sejenak dan teringat pada kata-kata Choi Ji Won  bahwa jika Da Jin tidak bisa mengontrol emosinya, Da Jin tidak layak menjadi pilot. Hari ini Da Jin beruntung, tapi 7 tahun lalu dirinya tidak beruntung.  Da Jin merasa sangat terganggu dengan kata-kata itu, namun dia kembali melanjutkan acara lari malamnya.

Choi Ajussi makan malam bersama temannya (Atasan Dong Soo di menara pengawas). Choi Ajussi mengeluhkan hidup nya yang tidak punya tabungan dan tidak punya istri. Choi Ajussi berkata, dia tidak tahu mengapa dirinya menyia-nyiakan hidupnya seperti ini. Temannya bilang, dia malah iri pada Choi Ajussi karena tidak punya istri.

Choi Ajussi merendahkan diri, dia bukan apa-apa, yang bahkan tidak bisa membantu orang. Temannya berkata, dia mendengar bahwa Choi Ajussi mengajak Putri dari temannya untuk tinggal di rumahnya, dengan kemurahan hatinya itu, seharusnya Choi Ajussi mendapatkan hadiah dari Negara. Choi Ajussi berkata, dia senang karena kini dia bisa merasakan hidup bersama seseorang di rumahnya. Temannya berkata, dia mengerti perasaan Choi Ajussi, mendengar suara anak-anak dirumah pasti dirinya tak lagi kesepian. Choi Ajussi menatap iba pada sang teman, tahu temannya tidak tinggal bersama keluarganya. Choi Ajussi pun berkata, bahwa dia tetap iri pada temannya itu karena dia memiliki keluarga. Temannya berkata, “Keluarga akan bahagia jika mereka tinggal bersama, saat mereka berpisah, apalagi di Negara yang berbeda, Itu benar-benar tidak baik…”

Choi Ajussi bertanya apakah sang teman merindukan keluarganya? Tentu saja dia merindukan keluarganya, bahkan sangat rindu. Choi Ajussi pun bergunam,, dia pun meridukan seseorang. Siapakah yang dirindukan Choi Ajussi?? Hmmm aku sebenenya sudah bisa menebaknya.

Ppo Song dan Dong Soo sedang bermain di rumah Choi Ajussi. Dong Soo mengajarkan Ppo Song membunyikan kode-kode beberapa kata di radio pemanggil. Ppo Song tampak penasaran. Ppo Song minta Dong Soo membunyikan kode bunyi Penguin. Dong Soo melakukannya, dan kembali mengotak ngatik alat lain di radio pemanggilnya. Ppo Song kembali bertanya, bagaimana kode untuk ‘Ajussi’. Dong Soo sempat mengabaikannya, jadi Ppo Song memaksa Dong Soo membunyikan kode Ajussi untuknya, (Ah,,, Ppo Song sepertinya sangat menyukai Penguin Ajussi yah?? Aku juga,, #plak)

Walo sedikit mengeluh karena sedang sibuk, Dong Soo akhirnya tetap membunyikan kode untuk Ajussi. Belum selesai Dong Soo melakukannya, Ppo Song tiba-tiba batuk. Dong Soo berhenti dn mencemaskan Ppo Song, dia takut Ppo Song demam, jadi dia mencoba meraba kening Ppo Song, tapi Ppo Song menghindar dan mengambil kotak obat. Ppo Song kemudian menuangkan Obat dan meminumnya. Dong Soo menjadi panik saat menyadari sesuatu, Ppo Song memakan obat untuk dewasa.” Yak,, kau tidak bisa begitu saja meminum obat untuk orang tua” Ppo Song tidak mendengarkan.

Ppo Song berkata pada Dong Soo bahwa dia tidak sakit. Dia meminta Dong Soo untuk tidak memberitahu Da Jin bahwa dirinya batuk (Aduh,,, pas Ppo Song bilang batuk dalam bahasa Korea kok dia lucu banget ya,, kulog-kulog??). Ppo Song tidak ingin Da Jin mengkahwatirkan dirinya. Ppo Song berkata, dia hanya perlu memakan obatnya dan tidur,,, dia akan baik-baik saja. Dong Soo mengerti perasaan Ppo Song, jadi dia berkata: “OK, aku mengerti”

Da Jin yang lelah setelah berlari, akhirnya sampai dirumah. Dong Soo mencoba menyapa Da Jin, tapi Da Jin bahkan tak meliriknya sama sekali. Ppo Song menghampiri Da Jin dan memanggilnya “Eonni-ya”. Barulah Da Jin menoleh, dan menyambut pelukan Ppo Song, Choi Ajussi pun keluar dari dapur dan menyambut Da Jin. Choi Ajussi menawari apakah Da Jin ingin dibuatkan Ramyun, tapi Da Jin menolak, Choi Ajussi kembali ke dapur.

Ppo Song meminta Da Jin untuk membantunya menggosok gigi. Da Jin menatap Ppo Song lalu tertawa. Dia meminta maaf pada Ppo Song, karena hari ini dia tidak bisa membantu Ppo Song, jadi Ppo Song harus melakukannya sendiri. Da Jin kemudian mencium kening adik tercintanya dan melanjutkan perjalanannya menuju kamar. Da Jin sepertinya butuh waktu sendiri.

Sementara itu Dong Soo mengeluh mengapa Da Jin sama sekali tidak menyapanya, Dong Soo bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Da Jin.

Choi Ajussi yng sedang memask Ramyun mendapatkan telepon dari seseorang yang dirindukannya, dia adalah bibinya Da Jin. Yang Mal Ja.

Da Jin masuk kamar kemudian membaringkan diri di lantai, Da Jin  teringat kata-kata Yun Seong yang memintanya untuk mengundurkan diri daripada Da Jin terus melakukan hal yang membahayakan para penumpangnya. Da Jin pun teringat pada kata-kata Choi Ji Won, tentang ketidak beruntungannya 7 tahun lalu, dn bisa saja itu pun menimpa Da Jin. 

Saat Da Jin sedang melamun, Choi Ajussi mengetuk pintu dan berkata ada telepon untuk Da Jin. Melihat sikap Choi Ajussi, Da Jin tahu dari siapa telepon itu, pasti dari bibinya. Da Jin berkata dia tidak ingin berbicara dengannya. Choi Ajussi menyarankan agar Da Jin berbicara dengan bibinya. Da Jin pun berbicara dengan sang bibi di telepon demi menghormati Choi Ajussi. Da Jin melarang bibinya untuk muncul kembali di hadapannya dan Ppo Song, bagi mereka bibinya sudah tidak ada lagi. sementara Choi Ajussi neguping diluar kamar Da Jin dengan hati tak tenang.

Da Jin dipanggil ke kantor Penentuan Kualifikasi untuk menilai Kualifikasi Da Jin sebagai Co-pilot. Gara-gara Insiden di saat penilaian kulifikasi waktu itu, posisi Da Jin sama sekali tidak aman. Da Jin dimarahi habis-habisan oleh atasannya karena Da Jin mengabaikan tugas nya sebagai pilot hanya karena masalah pribadi. Pihak managemen penerbangan berkata Kapten Kim Yun Seong telah melaporkan dengan detail masalah kelalaian yang dilakukan Da Jin selama penerbangan ke Osaka kemarin. Da Jin tidak melakukan pembelaan apapun, karena tau dirinya memang salah. Namun Da Jin kaget saat atasannya bertanya, apakah dia ingin berhenti menjadi Pilot?

Da Jin menemui Yun Seong yang langsung menyerangnya dengan kata-kata kejam. Mengatakan bahwa Da Jin memang pilot rendahan. Tapi kali ini emosi Da Jin sama sekali tak terpancing, dia malah betreimakasih pda Yun Seong karena telah melaporkan semua kesalahannya secara detail sehingga dia bisa menyadari bahwa dirinya memang salah. Da Jin tidak akan menyalahkan Yun Seong karena hal ini, karena itu dia sama sekali tidak marah. Da Jin pun pergi begitu saja, membuat Yun Seong sedikit heran dengan tingkahnya.

Da Jin menemui teman-temannya. Mereka mengkahwatirkan nasib Da Jin. Tapi Da Jin berusah bersikap tegar. Mereka kemudin membicarakan tentang penerbangan mereka berikutnya.

Kang Pal Bo, ayah Kang Dong Soo, memperhatikan beberapa pramugari yang berlalu lalang disekitar mesin penjual minuman. Dia sedang mencari mangsa untuk dijadikan calon menantunya, yaitu perempuan yang bersedia memberikan 300 won padanya untuk membelikan minuman. Da Jin datang ke mesin penjual minuman. Dengan tak tahu malu Kang Ajussi meminta uang 300 won pada Da Jin, awalnya Da Jin kebingungan, namun karena dasar kebaikan hatinya, Da Jin memberikan uang tersebut, serta tak lupa memberikan kembaliannya.

Kang Ajussi terpesona pada kebaikan Da Jin, maka dia pun menetapkan hatinya untuk menjadikan Da Jin calon menantunya.

Mi Joo menemui Yun Seong. Dia berkata dia ingin membicarakan sesuatu dengan Yun Seong, namun dia ingin membicarakannya ditempat lain.

Mi Joo membawa Yun Seong makan di restoran favoritenya. Yun Seong bertanya apa sebenarnya yang ingin dibicarakan Mi Joo. Mi Joo mengulur-ngulur waktu dengan berkata lebih baik mereka makan dulu. Mi Joo lalu bertanya apakah Yun Seong bersedia memberikan Pelajaran Spesial? Yun Seong menolak, dia berkata bahwa dirinya tidak berkualifikasi. Mi Joo berkata Yun Seong adalah Pilot terbaik, dan pengetahuan Yun Seong juga yang terbaik, selain itu Yun Seong pun orang yang rela mengorbankan nyawaya demi orang lain, maka Yun Seong sangat berkualifikasi. Mendengar kalimat terakhir Mi Joo, Yun Seong langsung menatap Mi Joo tajam, seolah dia tahu arah pembicaraan Mi Joo akan kemana.

Yun Seong masih mencoba mengelak. Dia berkata Mi Jo salah paham padanya, Yun Seong bukanlah orang yang seperti Mi Joo bayangkan. Mi Joo pun akhirnya memulai menyampaikan maksud sebenarnya dia berbicara dengan Yun Seong. “Apakah kau tidak ingat?” Yun Seong menatap Mi Joo, lalu Mi Joo membuka cardigan bulu yang dipakainya sehingga menampakan bekas luka di lengan kirinya. Yun Seong kaget melihat luka itu. Mi Joo memegang lukanya lalu mulai bercerita tentang bagaimana dia mendapat luka itu disaat dia anak-anak.

“Aku menyebabkan kebakaran besar di dapur ketika aku masih kecil. Aku ketakutan, saat itu aku pikir aku sedang sekarat. Namun, seseorang menyelamatkanku dri kebakaran itu. Orang itu ...  Juga mendapat luka bakar yang sama sepertiku.”

Mi Joo hampir menangis, namun dia tetap meneruskan ceritanya, “Meskipun ini sangat panas dan menyakitkan,,,” Yun Seong menahan nafas mendengar penuturan Mi Joo, ia tahu Mi Joo benar-benar sudah mengenalinya.

“Oppa” panggil Mi Joo pada Yun Seong yang mengalihkan padangannya dari Mi Joo.
“Kau,,, Yun Song Oppa kan?” Tanya Mi Joo pada Yun Seong yang belum berani menatap Mi Joo dan hanya bisa menghela nafas panjang.

Melihat ekspresi Yun Seong, dia tahu dirinya benar. Mi Joo tertawa sambil menangis dengan lega. Mi Joo menanyakan kabar Yun Seong, apakah Yun Seong baik-baik saja selama ini? Yun Seong yang belum mampu menjawab hanya bisa mengangguk. Mi Joo meminta maaf pada Yun Seong karena dia tidak mengenalinya sejak awal. Yun Seong dia mengerti jika Mi Joo tak mengenalinya, mereka hanya bertemu untuk wktu yang singkat dan itu pun saat mereka sangat muda. Mi Joo tersenyum lega setelah mendengar kata-kata Yun Seong.

Yun Seong berdiri dan berjalan ke arah Mi Joo. Dia kembali memakaikan bolero berbulu milik Mi Joo untuk menutupi bekas lukanya. 

Saat Yun Seong akan kembali ke kursinya, Mi Joo menahan tangan Yun Seong yang ada dibahunya. Mi Joo meminta maaf pada Yun Seong, karena dulu dia berbohong dengan mengatakan bahwa Yun Seong lah yang memasak dan menyebabkan kebakaran itu, saat itu Mi Joo terlalu takut disalahkan dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Mi Joo bertanya, mengapa dulu Yun Seong tak mengelak dari kesalahan yang tidak dilakukannya? Wajah Yun Seong menjadi tegang, namun kemudian dia berkata bahwa semuanya itu adalah masa lalu.

Yun Seong kembali duduk di kursinya. Mi Joo berkata pada Yun Seong bahwa ibunya pasti akan bahagia karena Yun Seong kini telah menjadi pria tampan. Mendengar hal itu Yun Seong ikut tersenyum bersama Mi Joo.

Mi Joo mengantar Yun Seong pulang, dia takjub saat menyadari tempat tinggal mereka sangat dekat, namun dia sama sekali tak pernah tahu. Mi Joo berkata, ini semua pasti takdir. Mi Joo berjalan mendekat ke arah Yun Seong dan memeluk Yun Seong, Mi Joo berkata: “Oppa, mulai saat ini, mari kita bertemu setiap hari” Yun Seong merasa tak enak, dia segera melepaskan pelukan Mi Joo dan memintanya segera masuk ke rumahnya. Yun Seong pasti khawatir Ayah Mi Joo melihat kedekatannya dengan Mi Joo. Dan dugaan Yun Seong sama sekali tak salah. Hong In Tae, ayah Mi Joo melihat Mi Joo dan Yun Seong dengan tatapan penuh amarah.

Saat masuk rumah, Mi Joo disambut dengan kemarahan sang ayah yang melarangnya untuk mendekati Kim Yun Seong secara pribadi. Mi Joo sadar bahwa sebenarnya ayahnya sudah menyadari  identitas Yun Seong yang sebenarnya. Mi Joo bertanya pada ayahnya mengapa ayahnya tak mengatakan itu padanya. Hong In Tae berkata bahwa Yun Seong bahkan tidak layak untuk dibicarakan. Mi Joo mencoba membujuk Ayahnya, Mi Joo tahu Ayahnya khawatir Yun Seong membalas dendam padanya, karena perlakuan Ayahnya pada Yun Seong dulu. Tapi Mi Joo yakin, Yun Seong tidak membenci ayahnya karena membatalkan proses adopsinya dulu.

Hong In Tae langsung berbalik menatap Mi Joo dengan tajam, membuat Mi Joo kaget. Dia berkata, apakah Mi Joo percaya pada kata-kata Yun Seong? Lalu mengapa dia ada disini sekarang? Ayahnya melarang Mi Joo untuk terlalu dekat dengan Yun Seong. Mi Joo bertanya apakah itu karena ibunya?

Ayahnya berkata bahwa Ibu Mi Joo tidak akan meninggalkan mereka begitu cepat jika bukan karena Yun Seong. Mi Joo tak percaya, tapi Ayahnya bersikukuh dan berkata Mi Joo tidak tahu apa-apa. Mi Joo memeluk leher Ayahnya dan mencoba menenangkannya. Mi Joo berkata, dia tahu bahwa ini sangat berat dan sulit bagi sang Ayah, tapi akan lebih baik jika Ayahnya berbaikan dengan Oppa-nya. Hong In Tae menjadi makin marah dan bertanya, “Oppa? Siapa yang kau sebut Oppa itu?” sambil melepaskan pelukan Mi Joo dengan kasar dan pergi kekamarnya dengan marah.

Yun Seong masuk kedalam rumahnya dengan lemas. Dia menyentuh miniature pesawat terbang yang ada di meja nya. Kemudian Yun Seong memainkan miniature pesawat itu sambil berbaring di sofa dengan perasaan sedih. Dia menerbangkan miniature pesawat itu begitu tinggi hingga menembus cahaya lampu di kamarnya.

Da Jin datang ke kantor Wings Air dengan senyum ceria diwajahnya sambil menyapa semua orang. Dia melaporkan jadwalnya, bahwa dia siap terbang untuk penerbangan ke China. Petugas pengaturan penerbangan berkata, karena Kapten Lee harus menjalani Operasi, maka yang akan terbang hari ini adalah Kapten Kim, Da Jin langsung hopeless mendengar nama Yun Seong, apalagi tak lama kemudian orang yang dibicarakan segera datang.

Da Jin mencoba menyapa Yun Seong dengan ramah. Tapi Yun Seong hanya menatapnya sinis dan berkata pada petugas untuk memulai briefingnya.

Tim Pramugari yang dipimpin Choi Ji Won menyapa Yung Seong dan Da Jin. Ji Won berkata, karena ada masalah pada tim sebelumnya, maka merekalah yang akan pergi dengan Yun Seong pada penerbangan ke China. Mendengar hal ini karuan Da Jin sangat terkejut. Yun Seong tak mempermasalahkan hal tersebut dan mengajak Ji Won dan timnya untuk briefing. Sementara Da Jin sama sekali tak beranjak dari tempatnya setelah kepergian Yun Seong dan tim nya Ji Won.

Dan Jin menahan amarahnya. Dia langsung berteriak.,, “Kapten!” Teriakan Da Jin membuat kaget semua orang tak terkecuali Ji Won dan Yun Seong yang membuat mereka berbalik menatapnya. Da Jin kemudian berkata, “Aku tidak bisa terbang dengan tim mereka”

Yun Seong segera mendekat ke arah Da Jin dengan kesal. Sementara Ji Won menatap cemas dan para pramugari di tim nya mulai bertanya-tanya ada apa dengan Da Jin. Yun Seong bertanya pada Da Jin, apa maksud Da Jin sebenarnya?

Ji Won mendekat ke arah Da Jin dan Yun Seong dan bertanya pada Da Jin apakah ada yang salah dengan tim mereka. Mendengar pertanyaan Ji Won, Da Jin tersenyum sinis pada Ji Won dan berkata bahwa Ji Won seharusnya tahu dengan jelas apa alasannya. Mendengar kata-kata Da Jin, Yun Seong menjadi bingung ada apa sebenarnya diantara Da Jin dan Ji Won.

Wings Air menjadi rusuh karena pernyataan Da Jin yang tak ingin terbang dengan tim pramugari Ji Won. Yang paling marah akan hal ini tentu saja para anggota tim pramugari yang ada dibawah pimpinan Ji Won. Lee Joo Ri yang terlihat paling kesal kemudian memprovokator teman-temannya untuk melakukan sesuatu terhadap penolakan Da Jin pada tim mereka.

Insiden penolakan Da Jin membuat Da Jin, Yun Seong dan Ji Won dipanggil ke ruang Hong Mi Joo sebagai GM perusahaan Wings Air. Ji Won melaporkan kondisi kabin saat penerbangannya ke Osaka dan semuanya lebih dari baik-baik saja. Jadi dia tidak mengerti atas penolakan Da Jin. Melihat laporan Ji Won, Mi Joo memuji kinerja Ji Won sambil menatap meremehkan ke arah Da Jin.

Mi Joo bertanya pada Kapten Kim Yun Seong, apakah Kapten ada masalah dengan tim pramugari yang dipimpin Ji Won? Kapten berkata dia tidak masalah. Da Jin langsung menyela dan berkata bahwa kondisi psikologi Pilot saat penerbangan sangat penting demi keselamatan penumpang. Ji Won berkata bahwa tim pramugari tidak akan mempengaruhi hal itu. Da Jin berkata tentu saja itu berpengaruh. Mi Joo bertanya apa alasannya, jika alasan itu masuk akal dia tidak akan mempermasalahkan ini lagi dengan Da Jin. Mi Joo bertanya apa masalahnya sebenarnya? Baik Da Jin dan Ji Won hanya bungkam seribu bahasa. 

Yun Seong akhirnya bertanya pada Da Jin apa sebenarnya alasan Da Jin menolak tim Ji Won. Da Jin berkata dia tidak bisa mengatakan alasannya lalu minta maaf pada Mi Joo dan Yun Seong. Yun Seong kesal mendengar jawaban Da Jin. Dia kemudian bertanya, “Apakah itu karena alasan pribadi?” Da Jin hanya diam. Ji Won segera angkat bicara, “Pilot Han telah melukai harga diri para pramugari karena masalah pribadinya. aku tidak bisa memaafkan penolakan seperti ini” Da Jin pun membalas pendapat Ji Won dengan berkata, “Hanya untuk melindungi harga diri para pramugari
apa kita bisa mempertaruhakan keselamatan para penumpang?” Ji Won pun membalas, “Bukankah kau bersikap seperti ini pun untuk mempertahankan harga dirimu?” Manager kesal dan memarahi mereka.

Manager minta maaf pada Mi Joo, tapi Mi Joo menghentikan perkataan manager dan bertanya bagaimana pendapat Yun Seong terhadap hal ini. Yun Seong berkata bahwa keselamatan penumpang adalah yang Utama dan menyarankan untuk menjadwalkan tim pramugari lain pada penerbangan ke China. Mi Joo menyetujui keinginan Yun Seong.

Manager kesal dengan tingkah Da Jin dan memarahinya setelah mereka keluar dari ruangan Mi Joo. Da Jin hanya bisa minta maaf pada manager. Da Jin pergi meninggalkan Yun Seong dan Ji Won saat Yun Seong meminta maaf pada Ji Won. 

Yun Seong bertanya pada Ji Won, kira-kira apa alasan Da Jin menolak  terbang dengan Ji Won. Ji Won berbohong dengan berkata dia juga tidak yakin, mereka tidak terlalu dekat untuk memiliki masalah pribadi (pengen getok kepalanya Ji Won deh,,,). Yun Seong mengerti dan pergi meninggalkan Ji Won.

Da Jin sedang mencuci wajahnya saat Ji Won datang ke toilet dan berkata untuk membedakan maslah pribadi dengan pekerjaan jika Da Jin ingin professional seperti Ayahnya. Da Jin kesal  dan berkata bahwa Ji Won tak berhak menyebut-nyebut nama Ayahnya. Ji Won berkata, jika Da Jin terus bersikap seperti ini padanya, lebih baik Da Jin melepaskan seragamnya saja. Da Jin makin kesal dan berkata, “Apakah bagimu semuanya begitu mudah? Setelah menyebabkan seseorang meninggal, inikah reaksimu?” Ji Won merenung lalu berkata, “Untuk melupakan hari itu, sangatlah tidak mungkin. Itu sama bagi kita berdua” 

Ji Won kemudian pergi meninggalkan Da Jin yang masih menahan amarahnya.

bersambung ke part-2

sumber gambar: Mad Dino Asylum

Komentar:
Argh,, Damn Ji Won, mengapa dia terus berpura-pura tegar dan merasa tidak bersalah seperti itu. Prestise kah? Mungkin ceritanya tidak akan menarik ya jika Ji Won menunjukkan rasa bersalahnya terhadap Da Jin... di ending episode 4, akhirnya Yun Seong tahu kalau Da Jin dan Ppo Song adalah putri dari Kapten Ham, bagaimana reaksi Yun Seong??

5 komentar:

  1. gomayo ya mbak irfa...
    lanjutkan mbak...

    aku selalu nunggu postingan mbak..
    trutama ni mbak,,,
    stlh skian lama..
    take care of us captain..

    fighting mbak,,,
    dephie_

    BalasHapus
  2. Ga anaknya ga bapaknya, nih keluarga Kang selalu minta 300 won buat beli minuman haha... Ngakak saya....

    BalasHapus
  3. Ternyata mash ad lanjutanny ni....semangat

    BalasHapus
  4. Ternyata mash ad lanjutanny ni....semangat

    BalasHapus
  5. emoosi tingkat tinggi tau kelakuanya ji woon...

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^