Sabtu, 09 Juni 2012

[Recaps] Queen In Hyun's Man Episode 6




Kaburnya Kim Bung Do dari pengasingan membuat panik seluruh petugas kepolisian di Pulau Jeju. Semua petugas dikerahkan untuk menangkap Kim Bung Do. Para pembunuh yang menyerang Bung Do mencoba tetap mengejar Bung Do yang bingung harus kemana. Kini status nya adalah narapidana yang melarikan diri. Jika tertangkap Polisipun, dia akan dihukum lebih berat.

Akhirnya Bung Do kembali bertemu dengan para pembunuh yang sanga ingin membunuhnya. Mereka bertarung lagi. Bung Do kembali terdesak dibawah pedang sang pembunuh. Saat Pembunuh itu akan menusuk dada Bung Do, dia hanya bisa terpejam dengan pasrah, dan Viola, dia kembali mengalami time traveler ke jaman modern. Dimana dia kini ada di sebuah jalanan panjang di Pulau Jeju tahun 2012.

Saat Bung Do terbangun di depannya ada sebuah mobil yang sedang melaju. Untung saja Bung Do cepat tanggap dan segera menyingkir.

Bung Do menyadari dirinya kini telah berada di Jaman modern lagi, dia pun bertukar pakaian, lalu berjalan menyusuri Pulau Jeju dan sampai disebuah tempat wisata. Seperti biasa,, Bung Do mengamati orang-orang. Saat ada seorang pemandu wisata yang meninggalkan tasnya, Bung Do mengambilnya dan menemukan sebuah buku panduan berwisata di Korea Selatan. Bung Do tersenyum mendapatkan buku itu.

Tempat pertama yang Bung Do kunjungi adalah Apotek, dia membeli obat untuk lukanya.  Saat akan membayar , petugas Apotek berkata semuanya jadi 2500 won, lalu dengan kecerdasannya yang luar biasa, Bung Do mulai mengingat gambar-gambar mata uang yang dia lihat di buku panduannya. Bung Do pun memberikan sejumlah uang tersebut (darimana Bung Do dapet uang?? kayaknya dari dompet pemandu wisata yang meninggalkan tasnya).

Di Joseon, Bung Do dinyatakan sebagai Narapidana yang melarikan diri dari tempat pengasingan yang dicari-cari di seluruh pulau Jeju.

Sebelum membersihkan lukanya, Bung Do terlebih dahulu memotong rambutnya agar dapat menyesuaikan diri dengan baik di Jaman Modern.  Selesai memotong rambut, Bung Do pun mengobati luka di pelipisnya dengan tangannya sendiri. 

Bung Do menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku panduannya, dia mencari cara agar dia bisa segera kembali ke Han Yang dalam waktu singkat. Di Jamannya jika ia ingin mencapai Han Yang, maka dia butuh waktu setegah bulan, jika dilakukan dengan hanya melintasi lautan dengan kapal dan menunggang kuda, tapi waktu itu terlalu lama. Dari buku Panduan, Bung Do mempelajari bahwa dia bisa tiba di Seoul hanya dalam hitungan jam jika dia menggunakan pesawat terbang. Dimanakah Bung Do bisa menemukan Pesawat Terbang? Dia bisa menemukannya di Bandara, Maka Bung Do pun mencari cara untuk pergi ke bandara yang ternyata bisa ia lakukan dnegan menggunakan Bis.
 
Bung Do pun tiba di bandara, namun tentu saja dia tidak bisa begitu saja menaiki Pesawat terbang. Dia membutuhkan identitas. Bung Do pun mempelajari hal baru, dia belajar untuk menelpon dengan telepon koin. Siapa yang dia telepon? Tentu saja Choi Hee Jin, satu-satunya orang yang dia percaya di Jaman Modern ini.
 
Bung Do pun menelpon Hee Jin, panggilan pertama diabaikan karena Hee Jin sedang berduka karena mengetahui kematian Bung Do dari buku sejarah. Panggilan kedua akhirnya Hee Jin mengangkat ponselnya setelah tahu bahwa orang yang menelponnya berasal dari pulau Jeju.

Bung Do tersenyum saat mendengar suara Hee Jin yang mengangkat teleponnya. Merekapun memulai perbincangan pertama mereka di telepon.
Bung Do: “Apakah kau baik-baik saja?”
Hee Jin: “Kau masih hidup? Kau tidak mati?”
Bung Do: “Bagaimana kau bisa tahu aku akan mati?”
Hee Jin: “Bagaimana bisa aku tidak tahu, dalam sejarah tertulis seperti itu. Seharusnya kau meninggal 3 hari yang lalu”
Bung Do: “Oh,,,Aku melarikan diri. Bagaimana bisa aku mati dengan merasa bersalah? Aku hebatkan? Dalam waktu singkat aku mempelajari menggunakan telepon sendiri. Itu Sangat Sulit, karena itu aku menghabiskan waktu 3 hari sampai bisa melakukannya”

Hee Jin bernafas lega mendengar penjelasan Bung Do, tapi dia melupakan Soo Kyung yang ada dihadapannya. Soo Kyung bertanya, siapa itu? Hee Jin kebingungan dan memilih pergi dari hadapan Soo Kyung untuk berbicara lebih lanjut dengan Bung Do di telepon.

Hee Jin mencari tempat yang aman, dia pun kembali berbicara dengan Bung Do yang mengira Hee Jin sudah menutup Teleponnya. 

Hee Jin bertanya bangaimana Bung Do bisa tahu nomor ponsel-nya. Bung Do pun menjelaskan bahwa dia pernah melihat nomor ponsel Hee Jin saat Hee Jin mengantarnya ke perpustakaan, Waktu itu... Hee Jin memparkirkan mobilnya di depan Perpustakaan, karena khawatir dilarang,, Hee Jin meninggalkan nomor ponselnya di kaca mobilnya pada secarik kertas dan Bung Do mengingat nomor itu dengan baik (Huah,,, Bung Do bener-bener pinterkan? Sekali liat langsung apal,, aku aja butuh waktu sebulan untuk hapal nomor ponselku sendiri,, ga suka menghapal nomor,,)

Hee Jin tampak kaget mendengar cerita Bung Do, ia bertanya bagaimana bisa Bung Do mengingatnya hanya karena saat itu. Bung Do bilang, dia juga tidak tahu mengapa dia bisa mengingatnya begitu saja, ternyata cukup berguna. Hee Jin bertanya, bukan kah menurut buku Sejarah Bung Do telah meninggal karena sakit. Bung Do bilang, dia sangat sehat sekarang ini. Lalu mengapa Bung Do dikatakan meninggal karena sakit? Bung Do menjelaskan bahwa musuhnya telah meracuni makanannya dan mencoba membunuhnya saat dia tertidur. Hee Jin kaget dan bertanya,”jadi ada orang ingin membunuhmu?”. Bung Do menjelaskan seluruh keluarganya sudah dibunuh, jadi kenyataan itu bukan sesuatu yang luar biasa. Hee Jin makin kaget mendengarnya.

Hee Jin bertanya dimana Bung Do sekarang, Bung Do menjawab dia ada di bandara. Bung Do menanyakan sesuatu pada Hee Jin, tentang prosedur naik pesawat. Hee Jin berkata, agar Bung Do bisa naik pesawat dia butuh identitas. Soo Kyung datang dan menguping pembicaraa Hee Jin dan Bung Do di telepon, tapi tentu saja tidak terdengar, saat melihat Soo Kyung, Hee Jin langsung bertanya: “Dimana Yoon Chul sekarang?” Soo Kyung bertanya, “Apa?”

Hee Jin ternyata berinisiatif untuk meminjam kartu identitas Yoon Chul, salah satu teman yang secara perawakannya mirip dengan Bung Do.  Hee Jin meminjam ID Card Yoon Chul dengan menawarkan makan malam pada Yoon Chul, tapi Yoon Chul menolak dan berkata mereka berfoto saja, orang-orang tak percaya jika Hee Jin sang Aktris pemeran Ratu In Hyun adalah sahabatnya. Yoon Chul dan Hee Jin pun berfoto bersama.

Hee Jin langsung terbang menuju Jeju, membuat Soo Kyung bĂȘte setengah mati dengan keputusan Hee Jin ini. Apalagi hari itu adalah hari penayangan perdana Drama “New Lady Jang” Hee Jin mencoba menenangkan Soo Kyung, bahwa penayangan dramanya kan nanti jam 10, sekarang baru jam 3, jadi mereka masih punya waktu 7 jam lagi. Tapi bukan itu yang menjadi pikiran Soo Kyung, Soo Kyung bertanya mengapa Mahasiswa itu, alias Bung Do tidak memiliki ID Card. Hee Jin membela, bukannya tidak punya, dia hanya menghilangkannya. Soo Kyung bertanya, mengapa dia tidak melaporkannya ke Polisi? Hee Jin berkilah, Bung Do harus segera kembali ke Seoul secepatnya jadi tidak ada waktu membuat ID Card baru.

Soo Kyung sangat mengkhawatirkan Hee Jin, karena melihat Hee Jin yang begitu perhatian pada Bung Do. Soo Kyung tidak ingin nasib Hee Jin seperti saat Hee Jin bersama Dong Min. Hee Jin berkata Soo Kyung tidak usah khawatir, karena ini adalah bantuannya yang terakhir untuk Bung Do, Hee Jin kasihan pada Bung Do yang tak punya siapa-siapa. Soo Kyung bertanya apa maksudnya? Hee Jin pura-pura tak mendengar dan berkata dia tidak bisa mendengar apa yang Soo Kyung katakan pasti kerena tekanan udara. Soo Kyung jadi sebal dibuatnya, dia tak bisa berbuat apapun lagi, apalagi akhirnya Hee Jin bersandar di pundaknya. (Aku suka liat persahabatan mereka berdua,,,)

Yoon Na Jung dan Han Dong Min ternyata juga sedang ada di Jeju melakukan Pemotretan. Dong Min mengeluh pada manajernya, kenapa bukan Hee Jin saja yang jadi pasangannya di pemotretan saat ini. Dia malah harus terjebak dengan Yoon Na Jung di pulau Jeju. Manajer Dong Min memperingatkan untuk tidak bisa sembarangan, agar tidak timbul gossip yang aneh-aneh tentang Dong Min dan Hee Jin. Eh,, saat Dong Min di panggil fotografer dia malah berkata: “Jika saja itu Choi Hee Jin, maka aku akan segera berlari,, tapi karena Itu Yoon Na Jung, maka…” Dong Min terlihat begitu enggan untuk berjalan,,dia bahkan berpura-pura seolah tubuhnya tidak ingin bergerak menuju Na Jung. Tapi akhirnya pergi juga sih,,,  Manejernya pun menjelaskan pada para make up artis kalo Dong Min hanya bercanda. Eh,, si make Up Artis malah berkata Dong Min sepertinya serius,, giliran manejernya deh yang pusing.

Saat pemotretan, Dong Min bertanya pada Na Jung, apakah Na Jung Tahu alasan Dong Min tidak benar-benar berkencan dengan Choi Hee Jin? Na Jung berkata dia tidak ingin tahu, tapi Dong Min tetap menjelaskan dan berkata bahwa Dong Min menunggu Choi Hee Jin untuk menjadi seterkenal Yoon Na Jung, maka saat itu dia bisa bernafas lega. Na Jung jadi kesal mendengar kata-kata Dong Min, diapun akhirnya berkata: “Sepertinya kau tak akan pernah berkencan dnegannya. Karena itu tidak akan pernah terjadi” Tapi Dong Min tak terganggu, dia berkata dengan Optimis, bahwa itu akan terjadi sebentar lagi. Na Jung mencibir dan berkata, “Kita tunggu saja,, mungkin,,, 30 tahun lagi?”

Bung Do menanti Hee Jin di luar bandara, lalu dia melihat dua orang Biksu masuk ke dalam bandara, dia pun teringat pada perbincangannya dengan Biksu di jaman Joseon.
Biksu: “Didunia ini tidak ada yang kebetulan”
Bung Do: “Alasan Biksu memberikan Jimat itu padaku apakah untuk membuatku mewujudkan apa yang aku inginka dan membuatku mati tanpa penyesalan ataukah hanya untuk menunjukka sebuah dunia baru yang kelak akan terjadi dan membiarkan aku mempersiapkan diri untuk bertahan. Aku datang ke dunia baru itu dan bertemu dengan seorang wanita, Apakah itu hanya sebuah kebetulan ataukah telah ditakdirkan untuk terjadi?”
Biksu: “Dalam ajaran agama Budha, tidak ada yang namanya kebetulan. Hanya ada sebab dan Akibat”
Bung Do menghela nafas dan menatap Pesawat terbang yang akan mendarat.


Bung Do masuk ke dalam Bandara dan mencari di buku dimanakah dia bisa menyambut kedatangan Hee Jin,  saat sedang mencari, dia mendengar orang-orang menbicarakan drama Hee Jin. Bung Do kemudian melihat Hee Jin dengan pakaian ratu di TV. Bung Do tampak terpesona dan merasa bahwa di dunia ini hanya ada dirinya dan gambar Hee Jin yang ada di TV.

Tanpa Bung Do sadari, Hee Jin sudah tiba dan berjalan di belakangnya. Hee Jin mengendap-ngendap dan menyapa Bung Do,”Siapa disini yang membutuhkan ID Card?” Bung Do menoleh dan menatap Hee Jin yang membuka kacamata hitamnya. Hee Jin berkata pada Bung Do, “Apa yang bisa kau lakukan jika aku tak berada disini? Mungkin kau hanya bisa berdiri disini, atau nekad membeli karcis, tapi akhirnya ditangkap Polisi karena tak memiliki ID Card,, atau kau akan pergi untuk membeli karcis kapal ikan? Kemungkinnya 50:50 ya?” Bung Do tak menanggapi kata-kata Hee Jin dan hanya menatapnya saja. Hee Jin lalu bertanya mengapa Bung Do tak menyambutnya, padahal dia datang kesini untuk menjemput Bung Do.

Bukannya memberikan sambutan pada Hee Jin, Bung Do malah bertanya, “Apakah kau memerankan Ratu In Hyun?”. Hee Jin kaget dan bertanya bagaimana Bung Do tahu? Bung Do berkata dia baru mengerti apa artinya seorang Artis sambil menatap layar TV yang menampilkan Hee Jin sebagai Ratu In Hyun. Hee Jin pun paham, Bung Do ternyata sudah melihat Trailer drama yang dibintanginya. Hee Jin berbangga diri karena hal itu dan berkata pada Bung Do, dia adalah Orang yang ingin Bung Do lindungi dengan mempertaruhkan hidupmu. Bung Do hanya tersenyum mendengar ocehan Hee Jin, Hee Jin bertanya mengapa Bung Do malah tersenyum? Hee Jin bertanya apakah sekarang Bung Do akan mengatakan agar dirinya mengundurkan diri memerankan karakter Ratu In Hyun? Bung do berkata, “Bukan begitu, tapi ini pertamakalinya…” Hee Jin bertanya, “Pertama kalinya apa?” Bung Do menjawab, “Pertama kalinya aku merasa bahwa kau adalah wanita yang cantik” Hee Jin lansung salah tingkah dan tampak malu-malu. Bung Do berkata, “Dibandingkan dengan apa yang kau pakai sekarang, Hanbook lebih cocok denganmu” Hee Jin jadi makin salah tingkah,,, dia berkata, Bung Do itu sebenarnya sedang memujinya kan? Tapi kenapa terdengar seperti sebuah penghinaan. “Pertama kalinya menganggap aku cantik? Jadi selama ini kau pikir aku jelek ya? Apa aku sejelek itu?” Tanya Hee Jin sedikit kesal,,, Bung Do lagi-lagi hanya tersenyum,,, (ampyun,,, Bung Do seneng banget she tersenyum kayak gitu, bikin deg-degan aja pas liatnya). Hee Jin berkata senyuman Bung Do itu menjelaskan segalanya, bahwa Bung Do memang sedang ingin menghinanya kan? Harusnya dia berpikir dua kali untuk membantu Bung Do.

Bung Do lalu berkata, sekarang mereka Seri. Hee Jin tak mengerti, Bung Do menjelaskan bahwa dirinya sudah tahu apa artinya Playboy, dan dia bukan Playboy. Hee Jin telah berpikir Bung Do adalah Pria yang suka mempermainkan wanita,  dan Bung Do mengira Hee Jin adalah angsa buruk rupa. Jadi mereka Seri, telah sama-sama salah paham. Hee Jin tak bisa berkata apapun lagi mendengar penjelasan Bung Do itu.

Soo Kyung datang dan meminta mereka untuk pergi dari tempat itu karena orang-orang memperhatikan mereka. Hee Jin mengenalkan Soo Kyung lagi pada Bung Do, tapi Soo Kyung nampak tak sebersemangat saat pertemuan pertama dan menyuruh Hee Jin untuk tidak bermain-main.

Soo Kyung membeli dua tiket pesawat untuk penerbangan jam 7 dan 1 tiket untuk penerbangan di jam lain, ia bahkan tak peduli dengan waktunya. Hee Jin datang dan mengubah pesanan Soo Kyung. Dia membeli 3 tiket pesawat dengan jam penerbangan yang sama, namun minta tempat duduk yang berbeda. 

Soo Kyung bertanya mengapa mereka harus terbang bersama, Hee Jin bilang karena ini adalah penerbangan pertamanya,  Soo Kyung pun akan ketakutan jikan terbang sendirian di penerbangan pertama. Soo Kyung tak percaya ini adalah penerbangan pertama Bung Do, dia bertanya pada Hee Jin, apa yang dia lakukan selama ini. Dengan Polos Hee Jin berkata, Bung Do sibuk belajar. (bener sih,,, saking sibuknya sampe pinter dan cerdas banget gitu,,,).

Karena penerbangan mereka masih lama, Hee Jin mengusulkan untuk pergi minum Kopi di suatu tempat. Mereka berjalan menuju kedai Kopi. Hee Jin dan Bung Do berjalan berdua sambil berbincang sementara Soo Kyung mengikuti mereka dibelakang. Hee Jin berkata pada Bung Do untuk tidak berbicara pada Soo Kyung dengan bahasa kuno atau hormat itu akan aneh. Hee Jin mengajarkan beberapa bahsa sehari-hari. Bung Do menjawab dengan bahasa sehari-hari membuat Hee Jin terkesan. Bung Do berkata dia sudah tahu, karena mempelajarinya di buku.

Saat sampai dikedai Kopi, Soo Kyung bertanya apakah Hee Jin ingin capucino, dia ingin itu,, Hee Jin menawarkan teh hijau pada Bung Do. Soo Kyung meminta Bung Do untuk membelikan mereka Capucinno tapi Hee Jin menolak dan berkata bahwa Uang yang Bung Do miliki bisa digunakan saat di seoul saja. Soo Kyung protes, Hee Jin sudah membelikannya tiket pesawat, masa Kopi pun harus dia yang bayar. Hee Jin tak mendengarkan Soo Kyung dan tetap membayar. Soo Kyung pergi duluan. Bung Do berbisik pada Hee Jin, “Sepertinya temanmu tidak menyukaiku”. Hee Jin bilang Bung Do tak usah khawatir, dia memang seperti itu.

Di tempatnya berdiri Soo Kyung memanggil Bung Do dengan isyaratnya. Bung Do pun memastikan dnegan isyarat pula. Soo Kyung duduk di salah satu kursi kedai kopi tersebut sambil berpikir bahwa Bung Do pasti hanya lelaki yang ingin memnfaatkan uang wanita saja, dia tampak sangat tidak menyukai Bung Do.

Bung Do pergi menghampir Soo Kyung yang kini telah duduk di salah satu Kursi kedai Kopi tersebut. Bung Do menyimpan tasnya dan duduk dihadapn Soo Kyung.
Soo Kyung pun memulai interogasinya untuk Bung Do.
Soo Kyung: “Aku sudah mengatakannya sejak pertemuan pertama kita. Aku adalah teman sekaligus manajer Hee Jin, Jadi aku sudah seperti orag tuanya. Mulai saat ini kau harus jujur padaku. Jika kau berbohong sedikit saja, aku akan meyuruh orang menangkapmu. Aku mengenal banyak polisi.”
Bung Do: “Iya”

Soo Kyung: “Kau bilang kau adalah lulusan Universitas. Lulusan mana? Dimana kau kuliah? Universitas mana tempatmu belajar?”
Bung Do: “SungKyunKwan”
Soo Kyung: “Universitas SungKyunKwan? Sungguh?”
Bung Do: “Kau bilang aku harus jujur”

Soo Kyung: “Dimana Kau tinggal?”
Bung Do: “Bukchon” (salah satu kawasan Elit di Seoul)
Soo Kyung: “Bukchon?”

(Soo Kyung tampak kaget dan berbalik sejenak, dia bergunam pada dirinya sendiri, “Rumah disana benar-benar mahal”). 

Soo Kyung kembali menghadap Bung Do dengan ekspresi tak sukanya lagi.
Soo Kyung: “Apakah rumahmu beratap Ubin?”
Bung Do: “Ya, Rumah dengan Atap Ubin”
Soo Kyung: “ Kalau begitu, apakah kau tinggal dengan orang tuamu?”
Bung Do: “Tidak, Aku tidak tinggal dengan mereka”
Soo Kyung: “Dimana orang tuamu tinggal?”
Bung Do: “Mereka sudah meninggal”
Soo Kyung: “Keduanya?”
Bung Do: “Iya, keduanya”
Soo Kyung berdehem, tampak sedikit merasa tak enak hati karena sudah mengungkit masalah kematian orang tua Bung Do.

Soo Kyung: “Jadi,,, kau seorang mahasiswa kan? Bagaimana kau membiayai hidupmu?”
Bung Do: “Aku memiliki sejumlah warisan” (Soo Kyung tampak kaget mendengarnya)
Soo Kyung: “Warisan? Berapa banyak warisan yang kau dapat?” (Suara Soo Kyung kini melunak, dia tak segalak tadi, wkwkwkwkwk,,,)
Bung Do: “Cukup”
Soo Kyung: “Lalu,,, apa pekerjaan ayahmu?”
Bung Do: “Urusan kenegaraan”
Soo Kyung: “ Ah,,, Urusan kenegaraan? Pegawai Negeri? Pejabat Tinggi Negara?”
 (Soo Kyung panik sendiri memikirkan hal itu dan mengatakannya dengan nada yang sangat excited, tapi menyadari Bung do sedang menatapnya, dia langsung mengubah lagi nada suara dan sikapnya). 

Soo Kyung: “Apa kau benar-benar jujur padaku saat ini? Kau tidak berbohong kan?”
Bung Do: “Aku,,, tidak berbohong”
(Tentu saja Bung Do bilang dia berkata jujur, karena dia memang jujur, namun Soo Kyung lupa menayakan satu hal penting, di Jaman Apa Bung Do hidup?? hahaha,,,, Jadi dia sangat syok menyadari Bung Do sepertinya berasal dari keluarga kaya)

Soo Kyung menghela nafas, dia berkata, “Tunggu sebentar,,,” Soo Kyung lalu pergi dan meninggalkan Bung Do dengan gemetar. Bung Do tertawa melihat Soo Kyung yang menjadi begitu gugup.

Hee Jin datang membawa minuman. Hee Jin bertanya kemana Soo Kyung? Bung Do berkata Soo Kyung sepertinya pergi untuk memikirkan sesuatu. Bung Do bertanya pada Hee Jin, apakah Universitas SungKyunKwan masih ada? Hee Jin menjawab tentu saja masih ada. Bung Do merasa semua ini sangat menarik, karena Sungkyunkwan masih ada, begitu juga dengan Bukchon.

Soo Kyung menenangkan dirinya di luar. Dia memikirkan latar belakang Bung Do yang sangat Amazing menurutnya,,, Lulusan Universitas Sungkyunkwan, Peraih Nilai terbaik dan berasal dari keluarga pegawai pemerintahan. Itu berarti Keluarga Bung Do, jelas keluarga kaya. Karena kedua orang tuanya sudah meninggal, tak ada penolakan dari calon ibu mertua. Bung Do juga mewarisi semua kekayaan keluarganya. Bung Do tampan dan jujur, juga tidak terlihat gila. Soo Kyung menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan Bung Do, Dibandingkan dengan Dong Min yang Soo Kyung anggap sebagai sampah, Bung Do jelas lebih baik. Soo Kyung terlihat sangat bahagia. Dia menatap Kedai Kopi tempat Hee Jin dan Bung Do berada, dia berguman dalam hatinya, “Dasar gadis nakal itu,,,”

Bung Do melihat Hee Jin meminum kopinya, dia bertanya apakah itu enak? Hee Jin berkata, jika Bung Do tinggal di jaman sekarang selama sebulan, Bung Do akan ketagihan pada Kopi. Hee Jin menyesap kopinya saat Bung Do tiba-tiba bertanya mengapa Hee Jin ada disini? Hee Jin kaget dan sedikit tersedak. Bung Do bingung mengapa Hee Jin tersedak dan bertanya apakah pertanyaannya aneh? Hee Jin berkata bagaimana Bung Do bisa bertanya seperti itu. Hee Jin ada disini karena Bung Do mengatakan dia tidak memiliki ID Card dan tidak bisa naik pesawat. Bung Do memperkelas pertanyaannya, mengapa Hee Jin yang datang sendiri mengantarkan ID Card itu? Hee Jin menjawab dia sedang punya waktu luang. Bukankah Hee Jin sangat sibuk? Hee Jin bilang hari ini dia punya waktu luang, Hee Jin merasa kasian pada Bung Do, setelah membaca kisah Bung Do dia jadi khawatir. Hee Jin lalu berpikir, mengapa Bung Do malah menayakan hal itu, bukahkah seharusnya Bung Do berterimakasih padanya?

Bung Do tersenyum melihat kemarahan Hee Jin dan berkata dia bertanya karena dia ingin tahu apakah pertemuannya dengan Hee Jin adalah sebuah takdir? Bung Do berkata, dia diberitahu bahwa di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan, yang ada hanyalah hubungan sebab akibat. Bung Do menjelaskan hubungan sebab akibat dari pertemuan mereka, dan membuat Hee Jin pusing karena tak mengerti apa yang sebenarnya di bicarakan Bung Do (aku juga nggak terlalu ngerti kok,, Hee Jin-ssi,, sebenernya Bung Do ngomong apa,,, berat bener bahasanya,, dasar Sarjana jaman Joseon,, dia gak ngerti kalo wanita jaman modern kayak kita gak terlalu suka yang ribet-ribet yah,,,)

Intinya Bung Do menelpon Hee Jin karena ingin melihat Hee Jin lagi. Dan Hee Jin pun ingin bertemu Bung Do, jadi Hee Jin datang ke Jeju. Karena hal itu, Bung Do bisa mengataan bahwa itu bukan sebuah hubungan sebab akibat. Lalu karena Bung Do mendapatkan Jimat, dia bisa datang ke Jaman modern dan bertemu Hee Jin sampai saat ini. Itu pasti adalah takdir, tapi Bung Do penasaran dengan akibat yang akan ditimbulkan oleh sebab ini? 

Hee Jin mulai garuk-garuk kepala, makin tak mengerti apa yang dibicarakan Bung Do. Bung Do bertanya apakah Hee Jin tak penasaran dengan apa yang selanjutnya terjadi? Hee Jin memasang wajah tak pahamnya,,, hahah,,, dia beneran gak ngerti kayaknya. Bung Do hanya tersenyum dan berkata sepertinya Hee Jin tak penasaran. Dengan polos Hee Jin berkata, dia hanya merasakan sakit di kepalanya mendengar penjelasan Bung Do barusan.

Hee Jin kembali menyesap capucinonya dan meninggalkan foam dibibirnya (Ha,, inget adegan foam kiss nya di secret Garden nih…).  Bung Do melihat hal itu dan langsung membersihkan foam di bibir Hee Jin dnegan tangannya (catet ya,, dengan tangannya bukan dengan bibirnya seperti yang dilakukan Kim Jo Won ke Gil Ra Im, atau sekertarisnya ke Yoon In Na di Sega).

 Hee Jin gugup saat Bung Do melakukan hal itu, apalagi Bung Do menatapnya dengan lembut,, (Owh,, owh,,, aku melting lagi liat tatapan itu). Meraka saling bertatapan sejenak.
Bung Do berkata: “Foam di mulutmu adalah sebab. Aku menghapuskannya untukmu. Itu  adalah akibat. Ini tidak sulit dimengerti bukan?” Hee Jin segera menjauhkan sedikit wajahnya dari tangan Bung Do dan terlihat snagat gugup. Bung Do pun menjauhkan tangannya dan jadi salah tingkah.

Hee Jin berkata, “Aku mungkin tidak mengerti hal-hal seperti ini, tapi aku yakin kau adalah seorang Playboy. Dan kau bilang, kau bukan Playboy??”. Bung Do dengan polos berkata, dia hanya menjelaskan pada Hee Jin tentang hubungan sebab akibat. Hee Jin kesal dan berkata, menjelaskan dengan cara seperti itu adalah yang dilakukan oleh seorang Playboy. Bung Do berkata Hee Jin sepertinya salah paham. Hee Jin berkata, karena Bung Do selalu melakukan hal seperti itu, itu adalah penyebab. Hee Jin menghubungimu adalah Akibat. Itu adalah hubungan sebab akibat. Hee Jin berkata dia mengerti sekarang apa artinya Sebab dan Akibat. 

Bung Do malah tersenyum, merasa lucu dengan tingkah Hee Jin. Tapi Hee Jin berkata, Bung Do selalu saja tersenyum setiap kali tidak bisa membalasa kata-kata Hee Jin. Maka Hee Jin pun kembali berteori,  Tidak bisa berkata-kata adalah sebab dan Senyum adalah akibat. 

Senyum Bung Do makin lebar dan hampir menjadi tawa,,, dia pasti merasa tingkah dan cara bicara Hee Jin sangat lucu,, apalagi saat dia mengatakan kata Sebab dan Akibat. Melihat tawa Bung Do, Hee Jin pun ikut tersenyum.

Di Joseon, Menteri Min Ahm  memikirkan kata-kata Bung Do tentang kartu lain yang Bung Do punya, dia jadi ketakutan sendiri. Apalagi saat dia mendengar kabar bahwa Yoon Wol dan pelayan Kim Bung Do telah kabur sebelum Kim Bung Do di bawa ke penjara.

Di Bandara, Hee Jin bertanya pada Bung Do, untuk apa Bung Do ke Seoul? Bung Do bilang, untuk membalas dendam dan melawan menteri Min Ahm. Melawan dalam hal apa? Bung Do bilang, entah dia atau menteri Min Ahm yang mati. Hee Jin kaget dan bertanya, “Kau akan membunuh orang? Kau tidak boleh melakukan hal itu”. Bung Do menjelaskan bahwa balas dendam bukan berarti membunuh orang orang. Membunuh tanpa menggunakan tangan sendiri, itu adalah Politik. Bukahkan di jaman sekarang pun masih seperti itu? Hee Jin hanya bisa mengo lagi,, dia tidak mengerti apa yang dibicarakan Bung Do yang langsung pergi meninggalkannya. Sejenak Hee Jin berpikir, tapi langsung pergi mengikuti Bung Do.

Di Pesawat Soo Kyung memperhatikan Bung Do yang duduk dibelakang. Soo Kyung bertanya pada Hee Jin, Katanya Bung Do tinggal di Bukchon denga rumah beratap Ubin. Harga rumah seperti itu adalah triliyunan won, Soo Kyung mengajak Hee Jin untuk mengecek rumahnya. Hee Jin hanya bilang, apakah kita bisa menemukannya? Soo Kyung bertanya lagi, katanya ayahnya seoang pegawai negeri, apakah Hee Jin tahu setinggi apa jabatannya. Hee Jin berpikir dan berkata, mungkin semacam wakil menteri. Soo Kyung lansung heboh dan berkata mengapa Hee Jin tak mengatakannya sejak dulu.

Bung Do duduk bersama seorang anak kecil yang juga melakukan terbang pertamanya. Anak itu bertanya pada Bung Do: “Ajussi, apa kau percaya pesawat yang begitu besar bisa terbang di langit? Aku… tidak percaya”. Bung Do tersenyum dan berkata diapun tak percaya. Anak itu nerkata sambil memperlihatkan buku yang dibacanya, bahwa pesawat bisa terbang karena gaya angin. Bung Do berkata, “Benarkah? kalo begitu aku harus membaca buku itu” (dasar gila belajar,, buku anak kecil aja ingin dibacanya).

Pramugari mulai mengumumkan bahwa pesawat akan segera lepas landas. Anak kecil itu melihat Bung Do dan bertanya apakah Bung Do merasa takut. Bung Do berbisik, jika anak itu melihat Bung Do mulai menangis, maka dia harus pura-pura tak melihatnya.

Pesawat akan segera lepas landas. Bung Do mulai merasa gugup dan ketakutan. Hee Jin berbalik ke belakang dan mencoba menghiburnya dengan bahasa isyarat yang lucu tentang pesawat yang akan naik ke atas. Melihat gaya Hee Jin yang lucu jadi tertawa dan mengabaikan rasa gugup dan ketakutannya saat Pesawat akhirnya lepas landas.

Setelah Pesawat lepas landas dan terbang dengan tenang, Hee Jin berkata pada dirinya sendiri bahwa dia harus memastikan Bung Do menulis Autobiografinya, sebelum Bung Do mati. Soo Kyung bertanya apa maksud Hee Jin, tapi Hee Jin mengabaikan pertanyaan Soo Kyung dan terus mengoceh. “Orang yang bertanggung jawab atas penerbangan pertamanya, Namaku harus dicatat” Soo Kyung tak mengerti apa yang sedang dibicarakan Hee Jin dan mengabaikannya.

 Ternyata di pesawat yang sama ada Han Dong Min juga, dia pun sedang dalam perjalanan pulang menuju Seoul setelah pemotretannya. Saat Pramugari datang dan bertanya apa ada yang bisa dibantunya, Dong Min meminta sesuatu yang mustahil dengan memindahkannya ke kelas Eksekutif. Manajernya langsung turun tangan dan mencoba menghentikan ocehan Dong Min yang kesal karena dia harus terbang dengan penerbangan kelas ekomomi. 

Setelah pramugari pergi, Dong Min mengoceh ke manajernya dengan kesal, manajernya berkata mengapa Dong Min begitu rebut sementara Yoon Na Jung pun tak mempermasalahkan hal ini sama sekali. Dong Min berkata Na Jung adalah Na Jung.

Dong Min melihat ke belakang dan melihat Bung Do sekilas. Dia kembali berbalik dan  melihatnya dengan seksama, dia bergunam, sepertinya dia pernah melihatnya, Dong Min pun ingat insiden stalker di kamar Hee Jin. 

Don Min menyadari bahwa Bung Do adalah stalker yang ada di kamar rumah sakit Hee Jin. Dia mengatakan hal itu pada Manajernya dan menyuruhnya manajernya melihat orang itu juga. Manajer Dong Min melihatnya dan merasa lebih kaget saat tahu Hee Jin dan Soo Kyung pun ada dipesawat itu. Dong Min bertanya, itu benarkan orangnya. Manajernya membenarkan dan berkata bahwa Hee Jin pun ada dalam pesawat ini. Dong Min kaget dan mengeceknya sendiri. Dia melihat Hee Jin yang sedang membaca sesuatu. Dong Min jadi bingung, mengapa Hee Jin ada di pesawat. Manajernya berpraduga bahwa stalker itu sedang menguntit Hee Jin. Dong Min dan manajernya sama-sama kaget. Manajernya berkata mereka harus memberitahu Hee Jin untuk menyingkir dari orang itu. Dong Min menghentikannya dan berkata jika manajernya kesana orang itu akan tahu. Manajernya bingung apa yang harus mereka lakukan. Dong Min pun mendapat ide dengan memberitahu crew kabin tentang keberadaan Bung Do sebagai stalker.

Saat pramugari melewati Bung Do, dia menatap Bung Do dengan ketakutan, ini membuat Bung Do heran dan menatap ke depan. Saat itu Dong Min pun sedang melihat kebelakang dan mencoba mengancam Bung Do dengan bahasa isyaratnya. Bung Do menatap Dong Min dan ingat pada orang yang telah mengurungnya di ruang kaca di toilet.

Dong Min merasa puas setelah mengancam Bung Do. Dia berkata bahwa kali ini Bung Do pasti tidak bisa kabur karena mereka sedang ada lama pesawat. Crew kabin yang diberitahu Dong Min datang lagi dan berkata dia sudah menelpon polisi yang akan segera datang saat mereka mendarat nanti. Manajer Dong Min memperingati bahwa mereka harus bergerak cepat untuk menangkapnya, karena Bung Do bisa menghilang seperti hantu.

Bung Do menyadari dirinya akan berada dalam masalah. Dia melepas sabuk pengamannya dan berjalan menuju Hee Jin. Dong Min yang melihat hal tersebut jadi kalap dan berpikir Bung Do akan melakukan sesuatu pada Hee Jin, dia sudah ingin menyergap Bung Do namun ditahan oleh manajernya. Bung Do berkata pada Hee Jin, dia harus segera menghilang, apakah ada tempat untuk bersembunyi? Hee Jin bilang hanya di kamar mandi. Bung Do mengambil sesuatu dari sakunya, dan itu membuat Dong Min berpikiran buruk, padahal Bung Do hanya ingin mengembalikan ID  Card yang dipinjamkan Hee Jin.

Dong Min menjadi semakin kalap dan langsung menerjang Bung Do tanpa pikir panjang, membuat semua penumpang termasuk Hee Jin panik. Untung saja Bung Do segera menghindar. Jadi Dong Min gagal menendang Bung Do. Bung Do berkata pada Dong Min, untuk tidak membuat keributan disini dan mengajaknya berbicara. Tapi Manajer Dong Min panik dan meminta bantuan crew kabin untuk menangkap Bung Do. Merekapun menangkap Bung Do. Crew kabin mencoba menenangkan penumpang yang panik dengan kejadian ini.

Dengan gaya sok pahlawan, Dong Min bertanya pada Hee Jin apakah Hee Jin baik-baik saja? Hee Jin kaget melihat Dong Min. Soo Kyung yang terbangun dari tidurnya bertanya, sedang apa Dong Min disini? Dong Min bilang beruntung dia ada dipesawat ini, kalau tidak Hee Jin sudah dilecehkan oleh seorang stalker. Hee Jin kesal mendengar kata-kata Dong Min, sementara Soo Kyung kebingungan. Dong Min pun menunjuk Bung Do sebagai Stalker. 
 
Penumpang lain mulai mengenali Han Dong Min. Dong Min berdiri dengan gaya elegannya. semakin banyak penumpang yang mengenali Dong Min, mereka bahkan mengenali Hee Jin juga, suasana kabin menjadi semakin ricuh. Crew kabin mencoba menjelaskan insiden ini karena kelakukan seorang penumpang saja, dan mencoba penumpang lain untuk tenang.

 Namun Dong Min tidak ingin aksi heroiknya ini berlalu begitu saja. Dia ingin menjelaskan pada para penumpang apa yang sebenarnya terjadi menurut pandangannya. Manajernya memperingatkan Dong Min untuk tak melakukan hal itu. Namun dengan penuh percaya diri Dong Min mulai berbicara: “Hallo semuanya.  Aku adalah Han Dong Min.” Semua orang berdecak,, Dong Min berusaha menenangkan, “Kalian pasti terkejut ya, aku minta maaf atas sikapku sebelumnya. Sebenarnya ada beberapa Artis drama “New Jang Hee Bin” di pesawat ini. Aku, Yoon Na Jung dan Choi Hee Jin.”  para penumpang kembali ber – uh –oh ria. Hee Jin memegang kepalanya, pusing menghadapi sikap Dong Min. Bung Do menatap Dong Min dengan tatapan tal senangnya. Dong Min menjelaskan pada penumpang, bahwa haru ini dia merasa beruntung karena bisa menangkap Stalker yang selama ini mengikuti Choi Hee Jin. Untuk itulah, tadi dia menggunakan sedikit kekuatan fisik untuk menangkapnya.

Hee Jin menjadi panik mendengar perkataan Dong Min yang menuduh Bung Do sebagai stalker didepan banyak orang. Dong Min bertanya pada semua orang, bagaimana aksinya itu. Semua orang bertepuk tangan dan berkata bahwa Dong Min hebat. Semua orang memuja Dong Min, Hee Jin merasa tak senang karena Bung Do dirugikan disini.

Crew kabin menjelaskan bahwa setelah mendarat Bung Do akan diserahkan pada polisi, jadi para penumpang tidak perlu khawatir. Hee Jin kaget mendengar hal ini. Bung Do cemas karena hal ini. bung Do diseret untuk dibawa ke ruangan berbeda. Hee Jin panik, “Polisi?”

Soo Kyung bertanya, “Jadi dia adalah stalker? kenapa kau tidak mengatakannya padaku?”.  Hee Jin mengabaikan pertanyaan Soo Kyung dan mencemaskan Bung Do, Hee Jin berkata, akan menjadi masalah besar jika dia sampai ditangkap Polisi. Hee Jin langsung berdiri dan berkata dengan lantang, “Tunggu sebentar”

Crew kabin, manajer Dong Min dan Bung Do berhenti dan menoleh kearah Hee Jin. Bung Do menatap Hee Jin yang bertanya pada Crew kabin mengapa dia menelpon Polisi?  Na Jung tertarik mendengar suara Hee Jin, dia pun berdiri. Dong Min tampak bingung. Hee Jin lalu berkata, “Orang itu bukan stalker. Aku mengenalnya”. 

 Dong Min bingung, semua penumpang pun terlihat bingung.  Hee Jin melanjutkan perkataanya, “Dia bukan Stalker, dia naik pesawat bersamaku, Aku yang membelikannya tiket, dia bersamaku. Jadi,, tolong jangan memanggil Polisi” Soo Kyung panik mendengar hal ini dan menyuruh Hee Jin untuk berhenti, namun Hee Jin tak peduli. Dong Min bertanya mengapa Hee Jin membelikan tiket untuknya. 

Hee Jin menghela nafas dan menjawab, “Itu karena,, dia adalah kekasihku” . Bung Do menatap Hee Jin yang masih gugup memberikan pernyataan itu. 

 Dong Min bingung, Na Jung berdecak mengejek, semetara Soo Kyung stress mendengar pengakuan Hee Jin yang impulsive ini. Dong Min bertanya, “Apa yang kau katakan barusan?”

 Hee Jin memejamkan mata mencoba menetapkan hati untuk mengulang pernyataannya, “Dia bukan Stalker, dia bersamaku. Aku menggunakan credit cardku untuk membelikan tiket untuknya. Kalian bisa memeriksanya. Kami duduk terpisah karena kami takut ketahuan. Kalian harusnya mengerti sekarang kan? Jadi, cepat katakan pada polisi semua ini hanya salah paham. Atau kami akan balik mengatakan pada polisi, bahwa kami adalah korban. Ini adalah pelanggaran terhadap privasiku, maka kalianlah yang akan ditangkap”

Bung Do hanya bisa menatap Hee Jin yang begitu berani mengakuinya sebagai kekasihnya. Dong Min masih bingung. Na jung tertawa mengejek melihat kejadian yang menurutnya konyol ini. Soo Kyung stress, apalagi saat dia melihat Hee Jin berjalan dengan mantap menghampiri Bung Do dan menggenggam erat tangannya.

Para penumpang mulai berkomentar, “Apa ini sebuah lelucon? tadi suasanya sangat berbeda, Han Dong Min ternyata seorang penipu, bagaiamana bisa dia memukul kekasih orang lain?” 

Na Jung melihat Dong Min yang kaget melihat kelakukan Hee jIn, dan berkomentar, “Benar-benar bodoh”

Para penumpang mulai sibuk memfoto Hee Jin dan Bung Do yang kini saling bertatapan. Hee Jin berkata pada Bung Do: “Aku bukan orang yang pintar. Jadi, bisakah kau memberitahuku apa yang akan menjadi akibatnya jika kita menjadi sepasang kekasih?” Bung Do tak menjawab, dia hanya menatap Hee Jin yang juga sedang menatapnya. Lalu tersenyum mendengar pertanyaan Hee Jin.

bersambung ke episode 7

Komentar:
Huah,,, akhirnya beres juga nulis Recaps nya,, maaf ya lama,,, kemaren-kemaren aku masih galau tingkat tinggi menebak-nebak bagaimana endingnya drama ini. Setelah tahu Endingnya aku merasa sangat lega, jadi aku bisa melanjutka Recapsnya dengan hati tenang menuju Ending yang bahagia.

Di episode ini Bung Do mulai menjelaskan hubungan sebab-akibat seperti yang dia tulis dalam suratnya untuk Hee Jin di episode 15 kelak,,, Sepertinya Hee Jin terlihat sangat pusing mendengarkan ocehan Bung Do. Tapi tetep ya,,, Hee Jin masih mikir Bung Do itu Playboy,, hohoho,,

Ending episode ini menunjukkan betapa Implusifnya Hee Jin, yang tak memikirkan akibat yang akan dia tanggung dengan mengakui Bung Do sebagai kekasihnya. (Kalo di dunia nyata,,, Ji Hyun Woo nya yang Implusif,,, kayaknya Ji Hyun Woo udah bener-bener ketularan sifat Hee Jin yuah)

Kesian banget nih si Dong Min, niat hati menjadi pahlawan, tapi harus menanggung malu berat karena kelakuan kalapnya,, padahal Manajernya kan udah bilang biar ditangani polisi aja,, tapi dasar Dong Min hobi sok pahlawan,, jadi berakhir dengan patah hati dan memalukan deh,,,

BTW aku suka banget sama reaksi Na Jung, dia terkesan tak peduli,, tapi kayaknya yang paling memperhatikan hubungan Hee Jin dan Dong Min.

7 komentar:

  1. owh,,owh,,
    bikin aq tambah cinta nieh kak ama bung do
    lanjutkan yaa kak
    SEMANGATTTTTT

    -fiie

    BalasHapus
  2. huaaahaha akhirnya lanjuttttt >.<
    ditunggu terus kak recapsnya..
    kak irfa nih sama kyak aku ya,, pinginnya sama yang happy ending hahahha..

    BalasHapus
  3. woww kren kak irfa,,, bagaimana akibat nya setelah pernyataan Hee Jin klo Bung Do adalah kekasihnya jd penasaran sm kelanjutannya...

    ya ampun senyum Bung Do yg lg dengeri Hee Jin bercerta tentang sebab akibat ga kuat lihatnya hehehehe

    lnjut yach mba irfa episode 7

    SEMANGAT :D

    BalasHapus
  4. wah keren banget ceritanya lanjutkan.....

    BalasHapus
  5. padahal kalau pakai Foam kiss lebih seru ya... tapi takut disebut ngejiplak hahaha

    BalasHapus
  6. Soo kyung lucu bgt ya, suka deh ma semua pemain di QIHM, mreka punya karakter nya masing2,, kek dong min sm na jung nya jg, smua ga sama karakter tokohna..

    Untung bung doo pinter ky man bo RTP, ga kbayang klo bung doo nya kaya young sul yg polos ato chi san yg femi, kayanya kacau abis deh yg ada malah bikin pusing hee jin, hehe..

    BalasHapus
  7. Ji Hyun Woo benar2 keren ^^ tapi lebih keren pengakuan Cintanya ke Yoo In na ^^ Terlalu nekat abang satu ini :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^